Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Takdir Mahacinta

Aku ingin dikenang Seperti gubahan syair puisi Menjadi abadi Dari ide menginspirasi Hidup masyhur Dalam pikiran dan hati manusia Menyentuh akal juga rasa Sesiapa yang ikhlas menerima Aku ingin dicintai Dengan sederhana Sesederhana larik puisi Alam dan dunia Terpaut kekal Dalam ingatan manusia Melegenda pada jalan-jalan-Nya Sang takdir Mahacinta Ya aku ingin juga Jambi, 21 Maret 2018

Kecepatan Yang Terlalu Cepat

Jatuh dengan kecepatan 800km/jam, tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehku. Ya sampai sekarang pun aku menaruh harapku yang tinggi dengan penuh kesungguhan pada tuhan, agar kenaasan celaka macam itu tidak akan datang menghampiri aku. "Jauhkan balak, Tuhan!" Kata orang Melayu. Jangan 800km/jam yang aku rasa cukup mustahil untuk orang-orang kebanyakan. Apalagi menemukann ya di jalan raya, kurasa tak akan ada yang mendapatinya. Jelas saja pekerjaan gila itu namanya. Kalaupun ada orang menggunakan kendaraan dengan kecepatan sehebat itu, mungkin dia tipikal atlet balap profesional tingkat dunia internasional. Itu jika kecepatannya meluncur ada di sirkuit balap yang mumpuni segala standard, spesifikasi, dan ketentuannya. Bagaimana jika dilakukan di jalan raya biasa? Aku pikir bodoh saja orang itu, ya pasti susah untuk bergerak cepat, presisi, dan lincah pastinya. Sudah tahu jalanan padat merayap seperti itu, ya keadaan ramai lancarpun tetap sama saja kan

Kekacauan Yang Menyentuh

Kita berkata hendak meruntuhkan sekat-batas yang ada. Namun nyatanya kita menciptakan lagi sekat-batas dalam bentuk yang baru. Kita terlupa sebab tipu daya dan bujuk rayu dunia. Yang mengalihkan mata, pikiran, serta seluruh jiwa raga pada hal-hal semu. Masing-masing kita saling bangga melempar amarah selalu. Kerap mencari siapa salah setiap waktu. Pongah menepuk dada ak an kebenaran semu. Abai dari kehadiran diri tanpa kesadaran penuh. Nyatanya kita lalai pada kehidupan diri sendiri yang sebenarnya juga tak pernah utuh. Namun tetap saja, keasikan mengurusi perkara orang lain seperti tiada kata jenuh. Sungguh ini adalah suatu kekacauan yang menyentuh. Jambi, 20 Maret 2018

Kepada Hakikatmu

Sudah saatnya berganti jiwa Yang lama telah usang Temukan lagi diri baru Untuk asa sejahteramu Demi kemenangan itu Lucuti kelammu Keburukan itu Singkap sesalmu Atas luka-luka itu Lupakan murkamu Oleh kemarahan itu Ganti yang baru Tekad-tekad itu Jalani kehidupanmu Bersama doa itu Bahagialah hatimu Dengan cinta itu Pulanglah segera Kepada hakikatmu Jambi, 20 Maret 2018

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Berhutang Menyembuhkanmu

Menurutku sama saja ceritanya Antara jatuh hatimu Juga ketika patah Bukankah sudah membekas Di tempat persis serupa Tandanya pun selaras merah Tak ada bedanya Namun lalu aku sadar dari lupa Kalau ada selisih di antaranya Jatuh hatimu merona Beraroma wewangian bunga Sedang patahmu kelam Berbau busuk suram Tapi kemudian saja Aku kembali menemukan ingatan Jatuh dan patahmu Semua oleh sebab karenaku Sepertinya aku berhutang menyembuhkanmu Jambi, 16 Maret 2018

Melupakan Tak Akan Mudah

Anganku terperanjat dibawa meluncur terbang Dilemparkannya hingga menabrak menembus awan Sensasi sekelebat berdesir kencang Sedang di lain ruang waktu ragaku jatuh Tertinggal jauh di atas permukaan tanah Berpijak pada keyakinan untuk tetap diam Itu tak sebanding dengan ingatan rasa lalu yang hilang Karena sungguh melupakan tak akan mudah Jambi, 13 Maret 2018

Mengapa Pertanyaan Ini Belum Terjawab Juga?

Aku melihat tanah retak di lantai bumi Pertanda apakah gerangan ini, Ya Tuhan? Aku tak berani menerka dari mana muara masalah Yang kutahu, reruntuhan gedung dan rumah-rumah Luluh lantak terserak sudah Aku mendengar isak tangis pecah di udara Menurutmu, ada apa ini, hai manusia? Kenapa kekacauan datang seketika? Mungkinkah ada do'a-do'a datang besertanya? Aku tak tahu kunci rahasianya Aku hanya ingin tahu Mengapa pertanyaan ini belum terjawab juga? Jambi, 11 Maret 2018

Pulang Bersama

Aku selalu berharap bahwa setiap perjalanan yang aku tempuh bisa mempertemukanku, dengan kebaikan yang menyejahterakanku dari waktu penat. Lama kah itu atau sebentar saja, baik jauh jarak tempuhku sungguh tak mengapa demi hikmahnya, juga saat dekat di depan mata letak tujuan itu. Pun sama halnya dengan perjalanan pulang yang hanya sesaat. Sepertinya sudah saatnya aku mencari dan menemukanmu untuk pulang bersama.

Rindu Adalah Peluru

Malammu adalah kelam Antara gelap gulita pada berkas cahaya Pintu-pintu ruanganmu menanti dibuka Dari resahnya berprasangka Dalam bebat simpul kecewa Bukan karena asmara Melainkan bujuk rayu fatamorgana Tipu daya dunia Siangmu adalah kemudahan Disingkap tabir kehidupan atas kilauan Bilik-bilik kamar menunggu ditempati Untuk hati yang terlanjur layu Berhenti menepis risaumu di ingatan Hanyutkan saja di aliran kenangan Kelak kau akan berlutut percaya Bahwa rindu adalah peluru Jambi, 6 Maret 2018

Menghidupi Mimpi-mimpi Kita

Di dunia ini, waktu terindah itu tak melulu soal jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi juga kala tiba saatnya waktu gajian. Dan dalam suasana syahdu karena baru saja gajian seperti sekarang ini. Hal yang selalu tak pernah lupa datang ke dalam kepalaku adalah ingin segera pergi ke toko buku. Entah itu ingin membeli satu atau beberapa buku, ataupun hanya sekadar cucimata saja. Pernah suatu kali di sebuah toko buku, saat sedang sibuk memilih buku yang dalam perkiraanku akan asik dan seru untuk dibaca. Kebetulan, waktu itu aku sedang bersama seorang teman yang memang berencana membeli buku. Dalam keasikan menelusuri rak demi rak buku, seperti biasa pula kami membicarakan hal-hal seputar buku yang ingin kami beli masing-masing, semacam sedang menceritakan sedikit deskripsi singkat dari buku tersebut. Lalu, di sela-sela percakapan itu, sempat pula kami menyikapi dengan bingung dan lucu tentang harga buku yang mulai naik. Di satu sisi kami tidak mengeluh karena cu

Mustahil Berakhir Semalam

Ringkih terhimpit kerumunan keluh kesah Penat melepas belenggu resah Kesunyian ini kehidupan nyata Dan kesepian adalah teman setia kita Bukan, mungkin hanya aku saja. Di hati pernah lantang berucap Bahwa kita harus menghapus garis batas Nyatanya kita malah menciptakan lagi tembok sekat pemisah baru Dan Itu adalah rindu Tak pernah lupa menengadah pada langit Mengeluhkankan soal pelik kehidupan Yang ramai dijajakan orang-orang Dari keriaan nan lara perjuangan Do'a-doa terungkap Ayat-ayat dilantunkan Aku rasa kita telah sadar Belum seberapa terlihat di ujung mata Perjalanan masih teramat jauh panjang Mustahil berakhir semalam Jambi, 1 Maret 2018