ruang rasa

Semenjak sedikit berusaha untuk memulai rajin membaca buku, buku apapun itu yang bagus dan menarik. Sebisa mungkin akan aku baca, ya mulai dari liat-liat buku dipasar dan kalo aku tertarik dengan buku itu. akan aku coba beli buat dibaca dirumah. Ya walaupu bukan buku original, kata seorang tokoh terkenal yang aku pernah lihat ditivi. Katanya nggak apa" kalo buku yang bisa kamu baca itu bukan buku asli, yang penting isi dan esensi dari tulisannya bisa dimengerti. Tetap itu bukanlah jalan untuk melegalkan pembajakan atau membeli barang" fake yang nggak original. Usahakanlah dilain kesempatan untuk membeli yang asli. Agar  semelebih memaknai amanah dari penulis aslinya, kira-kira begitu deh. Dan semenjak sudah sedkit serieng membaca buku ini, aku mulai merasakan kegunaanya, ya walaupun nggak langsung, tapi itu terlihat dari perbendaharaan kosa kata yang aku ketahui bertambah, naluri dan intuisi rasa juga pikiranku sama meningkatnya kurasakan. Bukan bermaksud lebay atau apalah n

Barusan abis ngebaca sepintas artikel/kolom diwebsite kickandi.com yang ditulis oleh Veronica Colondam seorang tokoh sosial wanita yang kemaren" juga sduah pernah aku lihat profil dan kegiatannya yang begitu menginspirasi. Tapi kali ini bukan bermaksud untuk membahas beliau, cuma mengutip sedikit Judul dari artikelnya. "Manusia Malam" hmmmmm manusia malam yang dibahs beliau dalam artikelnya itu tentang apa ya? maklum baru liat judulnya saja tadi trus langsung nulis ini. Mmm mungkin membahas tentang mereka" yang bergelut, beraktifitas, bekerja, dan hidup dimalam hari kali ya? Mungkin juga sih. Apa mungkin orang yang melek, nggak bisa tidur karna sebuah problem atau mengidap insomnia, atau malah yang menginsomniakan dirinya sendiri alias begadang. Entah apa tujuanku menusil ini, tapi aku cuma sedikit merasa kalo aku ini bagian dari "Manusia Malam" itu, bukan karna keja sih, terkadang karna aku memang jarang bergaul kemana" jadi sering merasa suntuk dan

hari ini aku kembali redup dan layu untuk tak terhitung kesekian kali aku kehilangan nafas dengan sesak juga pengap membelenggu dalam dada konsentrasi menurun pandangan tak sehubung dengan fisik raga dan pikiran aku seperti diujung antara hidup-mati *2012

Aku tak lagi seperti kemarin bersamamu tanpamu kini dunia kurasa kembali kaku sama seperti aku saat belum bertemu sosokmu seperti ada yang hilang dariku semangat dan senyum, sulit kutemui ketika kini tanpamu ku benar rapuh karna bayangmu yang memudar dan menjauh, aku jatuh. *2012