Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Jawabnya ada di Ujung Langit

Sebenarnya, mengapa orang butuh motivasi? Kenapa hampir setiap orang selalu punya semacam penyemangat yang bisa membangkitkan tekad dalam diri? Ya, dalam hal apapun dan untuk tujuan apapun, hampir dari kita semua merumuskan beragam cara untuk sesuatu yang kita perjuangkan masing-masing. Bentuknya pasti ada banyak dan bermacam-macam pula. Tak jarang malah ada sebagian dari kita yang menggagas terobosan ide baru demi menyalakan api dalam jiwa. Demi menjaga agar kita tetap pada setapak jalan yang kita titi ke depan. Karena ketika api itu mulai redup atau mungkin padam, sudah jelas saat-saat seperti itu lah kita sangat membutuhkannya sebagai pendorong. Bahkan tak jarang, ketika sedang menyala pun rasanya kita akan tetap berusaha menjaga api itu berkobar, atau membuatnya mencapai lebih dari apa yang bisa dilakukan. Karena jujur saja, dari hati terdalam bukankah banyak kita yang memang selalu ingin lebih, lebih, dan lebih? Tentu itu adalah sesuatu yang bebas kita lakukan sendiri, tak ada

Apakah Kita Sedang Berlomba?

Kadangkala di dalam perenungan kecil, saya bertanya-tanya sendiri. Apakah kita ini sedang saling berlomba satu sama lain? Berlomba jadi yang paling pintar, berlomba jadi yang paling kaya, berlomba jadi yang paling  keren , berlomba jadi yang paling  hebat , berlomba jadi yang paling tinggi, berlomba jadi yang paling baik. Tapi sepertinya kita sedang berlomba jadi yang paling benar di antara semuanya. Dan lebih dari itu, sadar ataupun tanpa kita sadari, hal-hal tesebut masih akan terus berlanjut dari waktu ke waktu, selama peradaban kita ini masih berlangsung.

Doa Untuk Guru

Di hari guru ini, mungkin banyak yang bercerita tentang guru-gurunya, terlebih lagi guru favorit. Apakah guru favorit itu ada? Memangnya ada kriteria dan standardnya? Rasanya agak susah jika ditanya soal "Siapa guru favorit?" Sebab mungkin ada banyak. Baik guru selama belajar di sekolah, pun guru di luar sekolah. Tapi yang paling berkesan dan paling saya ingat dari semua guru saya, salah satunya adalah guru SD saya dulu. Jarmiati, namanya. Kami lebih akrab memanggilnya ibu Jar. Hanya saja dari berbagai hal yang beliau ajarkan, yang paling saya ingat dari beliau, dia yang mengenalkan lagu "Ayo Mama" lagu daerah yang khas dinyanyikan rakyat Maluku. Padahal setahu saya, ibu Jar aslinya berlatar belakang Kerinci. Pertanyaan saya saat itu, kenapa ibu Jar tak mengajarkan lagu-lagu Kerinci saja ya? Dan sampai sekarang saya belum dapat jawabannya. Tapi mungkin jawaban itu tidak lah terlalu penting. Yang terpenting, semoga ibu selalu sehat dan hidu

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami.

Nulis Itu Dipraktekin

Bila tak salah ingat, buku "Nulis Itu Dipraktekin" ini sudah saya baca 5x. Atau kalaupun itu salah, setidaknya saya sudah membacanya lebih dari 3x. Ah entahlah, yang pasti buku ini cukup menarik dan menyenangkan dibaca walaupun berulang-ulang. Sebab topik-topik bahasan yang dijelaskan di dalam isinya tidak lebih dari 2 halaman. Yang mana semuanya bisa dijelaskan dengan singkat dan padat, dan itu sungguh mengagumkan rasanya. Paling tidak, buku ini cukup membantu saya sebagai r eferensi dan motivasi belajar menulis. Tapi yang lebih penting lagi, saya sadar bahwa belajar nulis memang harus dipraktekin. Karena pada kenyataannya, sebuah tulisan tak akan jadi apa-apa dan tak akan bisa ke mana-mana, jika hanya di angan-angan saja, tanpa ada usaha, tanpa dimulai dari rangkaian kata-kata. Kuncinya ya tak ada yang lebih utama memang selain dipraktekkin.

Selesai Membaca Buku Questioning Everything

Meski benar saya suka membaca buku, entah kenapa saya justru mengalami penurunan minat baca. Sebenarnya saya berpendapat begitu karena mengamati cara dan kebiasaan saya membaca buku dari waktu ke waktu yang sekarang sepertinya jadi lambat dan lama sekali mencerna setiap isi buku yang saya baca. Contohnya buku Questioning Everything karya Tomi Wibisono dan Soni Triantoro ini yang mulai saya baca dari sekitar bulan April lalu dan menjelang pertengahan bulan November ini, barula h bisa saya selesaikan dengan tuntas membacanya. Sejujurnya ini agak sedikit memalukan saya pikir jika dijadikan sebuah pengakuan, karena rasanya terlalu banyak waktu berlalu untuk membaca buku yang sebenarnya ketebalan bukunya sedang-sedang saja. Jika dikatakan berat sejujurnya tidak juga, malah sebaliknya buku ini asik dibaca, ringan, santai, seru, dan menyenangkan pula. Saya curiga, jangan-jangan ini semua karena mata saya yang gampang lelah dengan tulisan yang agak kecil dari biasa

Tentukan Sendiri Pilihanmu

Rutinitas orang-orang setiap harinya mungkin berbeda-beda, atau sudah pasti berbeda-beda. Masing-masing dari kita biasanya punya cara tersendiri juga dalam mengelolanya, apapun kegiatannya, apapun caranya.  Mulai dari hal-hal yang kita suka ataupun juga yang tidak kita, semuanya kembali pada pribadi masing-masing. Ingin berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. Lalu melanjutkan apapun yang bisa dilakukan dengan semangat yang tersisa meski sedikit namun tetap memegang harapan untuk maju dan bertumbuh. Atau memilih untuk mengutuki nasib yang dirasa tak nyaman untuk diterima, hingga kemudian berakhir meratapi semua yang terjadi dengan gelap mata penuh sesal juga kecewa. Tapi, di dunia ini ada banyak hal yang juga bekerja dengan caranya sendiri. Ada beragam hal juga yang jelas-jelas tak bisa diterka prosesnya. Sebab tak ada satupun manusia yang bisa mengetahui dengan pasti rentang dan jalan hidup kedepannya. Bukankah hidup itu memang sebuah misteri. Semua keputus

Ada Apa Dengan Mereka?

Fitnah tidak lagi lebih kejam Daripada pembunuhan Melainkan sehimpun pertanyaan menghardik itu Pertanyaan-pertanyaan yang sama Yang selalu ditanyakan orang-orang itu Padamu, padaku, pada kita Ada apa sebenarnya dengan mereka?