Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Perihal Menunda

Tunda, menunda, ditunda, tertunda. Selain kebiasaan-kebiasaan buruk saya soal sering begadang, rajin ngemil, aktif bermalas-malasan, berpenampilan berantakan dan kucel, dll. Ternyata masih ada lagi kebiasaan buruk saya yang harus segera saya perbaiki nampaknya. Salah satunya yaknk, seringkali menunda-nunda segala sesuatu hal yang sudah saya rencanakan untuk dilakukan. Saya menyadari bahwa hal ini ternyata berpengaruh sekali dan saling terhubung pada hal-hal yang lainnya.  Sehingga secara langsung dan tidak langsung berpotensi membuat kekacauan dalam proses kerja atas sesuatu yang seharusnya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Itu pun hanya bisa terjadi jikalau saya tidak melakukannya, melanjutkanya, menerusaknnya, dan membiasakannya. Karena tentu saja, penundaan demi penundaan itu lambat ataupun cepat akan memicu kemalasan yang beruntun dan tak berkesudahan.

Harus Berubah

Pagar Rumah Bang Ian Saya sadar bahwa kebiasaan yang saya lakukan sehari-hari banyak yang buruk. Mulai  dari sering begadang, ngemil, malas, berantakan, dan kucel. Seharusnya seiring waktu berjalan saya sudah bisa mengurangi ini semua. Sebab saya sudah pernah berniat untuk jadi orang yang lebih baik kedepannya sejak lama, dan itu termasuk juga dengan memperbaiki kualitas dan cara saya menjalani kehidupan. Dan sudah seharusnya hal ini bisa segera saya lakukan dengan baik. Saya ingin sekali memperbaikinya, saya ingin berubah, mudah-mudahan bisa segera saya lakukan sedikit demi sedikit.

Pengen Bikin Jasa Desain

Dramatic Sejak beberapa bulan ini sebenarnya saya memiliki keinginan untuk membuka jasa desain secara online di Instagram. Mulai dari desain CV, desain logo, dan desain kemasan produk. Rencananya saya ingin sebisa mungkin hal ini tidak sampai diketahui oleh bang Ian, bos saya itu. Harusnya hal ini sudah bisa saya mulai segera namun entah kenapa saya masih ragu karena peralatan yang seadanya dan skill yang seadanya.. Memang skill dan pengetahuan saya masih terbatas sebenarnya, tapi jika melihat keadaan dan situasi banyak orang yang sepertinya secara tingkatan skill dan pengetahuan berada di bawah saya cukup percaya diri melakukan hal yang sama. Dan karena itu lah saya merasa bahwa saya juga harus bisa.

Jurnal Mimpi: Terdampar di Rumah Kecil

Gastiasih Aku memimpikan masa di mana aku tiba-tiba berada di sebuah rumah kecil. Terlihat ada seorang perempuan di sana, aku cukup ragu apakah perempuan ini istri orang lain ataukah masih gadis. Tapi entah kenapa aku memanggilnya kakak, seolah dia lebih tua dariku. Atau mungkin bisa jadi karena aku hanya bersikap sopan? Entahlah aku tak tahu pasti, itu hanya berlalu begitu saja. Namun yang pasti perempuan ini adalah sosok perempuan yang cantik dan menawan. Saat itu sepertinya aku sedang numpang kencing, atau numpang minum, atau numpang berteduh, atau numpang menginap, atau numpang apa lah. Aku juga lupa, aku tak tak bisa mengingat dengan baik lagi tentang hal itu dan cerita selanjutnya.

Kemungkinan Baru

Hampir semingguan ini atau mungkin lebih. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Seperti halnya orang -orang yang seringkali berbicara pada batinnya, nuraninya, benaknya, pikirannya, atau apapun itu sebutannya. Aku pun melakukan hal yang sama. Mungkin yang kita rasakan hanya berbeda-beda tema saja saat itu terjadi. Aku memikirkan sesuatu tentang satu pertanyaan yang aneh, atau mungkin biasa saja, entahlah. Pertanyaannya begini. Dapatkah aku menulis puisi berdasarkan sosok manusia dari banyak karakter yang aku tonton, dalam sebuah tayang serial televisi yang aku sukai? Aku rasa jawabannya bisa aku cari tahu sendiri. Mulai bergerak membuktikannya sendiri. Aku harus mencoba melakukannya sendiri. Membuat segala terkaan-terkaan yang terprediksi dan yang tersusun secara asal begitu saja dalam kepalaku menjadi nyata. Menjadi mungkin untuk kemungkinan yang baru.

Hidup Harus Berlanjut

Hobiku itu sejak zaman dulu sebenarnya ada banyak sekali. Seiring waktu saling silih berganti dan terus berganti. Hanya saja. Entah mengapa ya, tak pernah ada momentum di mana aku bisa benar-benar membawa diriku, bisa berjaya dan hidup damai dengan zona nyaman yang tercipta. Apa mungkin karena aku selalu susah untuk bisa bertahan dan fokus ya? Mungkin begitu. Misalnya saja, mulai dari olahraga tenis meja, bermain musik, belajar mendalami desain, membikin kerajinan tangan, tulis-menulis, coba-coba memproduksi podcast, sampai menggiati kesenian seperti sekarang. Lalu aku pikir, sepertinya perjuanganku masih akan panjang sekali. Dan untuk itu, tentu saja aku belum bisa berhenti di sini. Atau lebih tepatnya belum waktunya aku berhenti. Barangkali begitu. Ya namanya juga hidup. Bagaimanapun itu. Semuanya harus tetap berlanjut.