Kita berkata hendak meruntuhkan sekat-batas yang ada. Namun nyatanya kita menciptakan lagi sekat-batas dalam bentuk yang baru. Kita terlupa sebab tipu daya dan bujuk rayu dunia. Yang mengalihkan mata, pikiran, serta seluruh jiwa raga pada hal-hal semu. Masing-masing kita saling bangga melempar amarah selalu. Kerap mencari siapa salah setiap waktu. Pongah menepuk dada akan kebenaran semu. Abai dari kehadiran diri tanpa kesadaran penuh. Nyatanya kita lalai pada kehidupan diri sendiri yang sebenarnya juga tak pernah utuh. Namun tetap saja, keasikan mengurusi perkara orang lain seperti tiada kata jenuh. Sungguh ini adalah suatu kekacauan yang menyentuh.
Jambi, 20 Maret 2018
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !