Langsung ke konten utama

Menulis Dengan Baik


Dari dulu tuh semenjak pertamakali saya belajar komputer dan mengenal internet waktu SMA sekitar tahun 2005. Saat itu saya suka sekali membaca blog, atau mungkin bisa disebut jatuh cinta. Dulu itu YouTube tidak seperti sekarang, belum banyak tutorial ini dan panduan itu, ada tapi belum beragam referensi. Kreator videonya juga kebanyakan dari luar negeri , jadi ya benar benar memang sedikit referensi.

Jika pun saat itu ada kreator video dari Indonesia, kebanyakan dari kalangan penulis, seniman, dan jurnalis,, namun dengan internet yang semakin berkembang, penulis blog juga mulai bermunculan dari waktu ke waktu, semakin banyak.

Apalagi sejak era Raditya Dika berhasil membukukan blognya, ada banyak juga orang yang ingin mengikuti jalannya, ya siapa yang tak ingin ceritanya yang ramai dibaca di blog bisa dibukukan juga saat itu. Kalau kata orang orang sih, hidup dari passion, berdaya dan menghasilkan dari hal-hal yang gemar dilakukan.

Bahkan saking terinspirasinya saya pun ingin sepertinya juga saat itu, sampai sampai kemudian saya juga memulai menulis blog untuk pertama kalinya. Saya sempat berpindah pindah membuat akun blog dari website ke website, untuk mencari keseruan yang bisa bikin saya rajin dan tekun menulis blog.  Dari Multiply, Blogsome, Blogsphere, Tumblr, Wordpress, Kompasiana, Medium, dan Blogspot, semuanya saya coba. Sepertinya masih ada nama website lain lagi hanya saja saking banyaknya saya pun lupa sendiri, dan pada akhirnya bertahan di blogspot ini

Bagaimana tidak seru dan menarik, bagi orang orang yang senang mengabdikan cerita hidup sekaligus membacanya, blog seolah menjadi diary digital yang instant dan efektif pula, dari yang muda sampai yang tua, semua orang punya kesempatan yang sama untuk menulis di media blog, baik cerita personal, fiksi, opini, essay, ulasan, tutorial, berita, dan lain-lainnya.

Semuanya seperti berlomba-lomba menuliskan buah pikirannya masing-masing ke dalam catatan digital yang kita sebut blog ini..

Dan karena saat belajar komputer dan internet waktu dulu itu, saya tertarik sekali dengan desain grafis, dan berhubung referensi tutorial yang bisa saya dapatkan berupa video tidak banyak, maka membaca blog berisikan tutorial desain jadi salah satu kebiasaan saya. Berbekal dari situ juga, ketertarikan saya pada membaca dan menulis pun semakin antusias seiring waktunya.

Ya walaupun tulisan saya sejauh ini saya akui masih biasa saja, hanya sebatas tulisan personal, dengan cerita harian sederhana dari kehidupan saya yang juga biasa saja, yang mungkin tidak ada  yang menarik bagi orang lain. Jikapun ada barangkali hanya saya lebih lebihkan saja.

Kalau diingatkan lagi, rasanya waktu begitu cepat berlalu. Menulis sudah tidak susah lagi sekarang, semuanya jadi lebih mudah dan praktis, bahkan menulis lewat suara, maksudnya bagaimana? Yakni menulis lewat fitur dikte auto-teks pun bisa jika malas mengetik dengan jari.

Ya di zaman seperti sekarang ini tak ada lagi alasan yang bisa dibenarkan atas rasa malas untuk tidak menulis. Semua orang bisa melakukannya, semua orang bisa menulis jika memang berniat dan mau mencoba mempraktekkannya. Tidak harus menulis di blog, di Instagram pun bisa, bahkan saya malah lebih sering menulis di Instagram dibandingkan di blog. Atau bila tak ingin dipublikasikan menulis di buku catatan harian saja. Saya rasa banyak orang melakukannya.

Jika ditanyakan lagi kenapa menulis?

Saya pikir jawabnya akan banyak dan mungkin panjang. Namun jika harus dipersingkat, saya rasa menulis itu tidak hanya sekadar mencatat apa yang ingin kita utarakan dalan pikiran saja, lebih dari itu, menulis mampu meluruhkan emosi kedalam tulisan-tulisan, lupakan dulu soal tulisan cerpen, novel, dan karya sastra lainnya. Dari tulisan berita atau tulisan curahan hati seseorang saja, seringkali bisa kita rasakan emosi yang mengalir dan tercipta. Ini menandakan bahwa tulisan tidak hanya menyampaikan pesan, namun juga menyematkan perasaan penulisannya di sana.

Dan kenapa harus menulis?

Sebenarnya tidak ada keharusan untuk menulis, hanya saja jika ingin merawat ingatan akan kenangan dan momentum waktu yang terjadi dalam hidup ini, cara terbaiknya menurut saya tentu saja adalah menulisnya.

Bukankah bisa difoto atau divideokan saja, pasti lebih praktis dan mudah?

Benar juga, tapi tahukah kamu jika menulis itu sangat bermanfaat banget buat otak  karena bisa menyehatkan, menstimulasi, dan melatih berbagai fungsi kognitif secara menyeluruh, dan dari informasi yang beredar internet
Manfaat menulis itu di antaranya:
1. Meningkatkan fokus & konsentrasi.
2. Memperkuat daya ingat.
3. Merangsang kreativitas.
4. Membantu mengolah emosi.
5. Melatih berpikir logis & kritis.
6. Menguatkan koneksi antar sel otak
7. Berpotensi menjaga kesehatan otak jangka panjang.

Dengan begitu tulisan justru memiliki nilai lebih dibandingkan foto dan video.

Sepertinya masih ada banyak lagi manfaat menulis lainnya jika ditelusuri, tapi sementara baru itu dulu yang saya ketahui.

Sejauh ini saya masih lebih sering menulis hal personal kehidupan saya secara acak dan bebas. Kedepannya saya berharap ingin bisa berkembang lebih baik lagi jika memungkinkan. Saya juga masih berharap suatu saat bisa ikut menulis buku puisi, cerpen, novel, ataupun buku non-fiksi juga.

Mudah-mudahan dengan latihan menulis yang rajin, konsisten,  dan  kebiasaan membaca buku yang harus ditingkatkan lagi, kedepannya bisa sedikit membantu saya menulis dengan baik.

Apakah kamu juga menulis?

- Dari Jurnal Harian Rabu 25 Juni 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Sakit

Hari ini mungkin saya akan pulang dari rumah sakit setelah satu Minggu  saya dirawat di rumah sakit di daerah saya RSUD KH. DAUD ARIF Kuala Tungkal ini dengan diagnosis Asma dan Infeksi Paru / Pneumonia. Saya dirawat tepatnya mulai dari malam Minggu 12 April  2025 lalu, di mana sebelumnya pada waktu menjelang magrib sepulang saya bekerja saya terlebih dulu datang berobat ke klinik Ananda Medika yang terdekat dari rumah saya di jemput dan sekaligus diantar adik saya. Hanya saja karena kondisi saya saat itu dirasa cukup kritis maka saya dirujuk secepatnya ke rumah sakit, dan hari perawatan pun berjalan sampai hari ini. Adapun kondisi kesehatan saya sudah cukup membaik dari hari ke hari. Dan hari ini saya juga  berharap bisa segera pulang karena sudah mulai merasa bosan. Sebenarnya saya sudah mengidap asma sejak lama sekali, sudah dari dulu kala, sudah semasa kecil, sudah seumur hidup ini. Jadi bisa dibilang saya sangat akrab dengan sakit asma itu sendiri, dan bisa dibilang...

Pelajaran Dari Anak Kucing Calico

Persis pada hari Minggu sepekan yang lalu, saya dan adik bungsu saya sedang joging sore atau mungkin lebih ke jalan kaki sore. Seperti biasa dalam langkah yang berpacu itu, kami melakukan pembicaraan yang lompat-lompat, kadang membahas ini, nanti membahas itu. Lalu setelah sekitar 500 meter berjalan, kami melewati jalan setapak yang kiri kanannya masih banyak semakin belukar,  Tak lama berjalan saya seperti mendengar suara anak kucing. Semakin kami berjalan maju, suara itu semakin jelas terdengar, di pertengahan jalan setapak itu, di pinggirannya  ada seekor anak kucing kecil belang tiga atau kalau istilah kerennya kucing Calico. Saya dan adik pun heran di jalan yang sepi dan cukup jauh dari pemukiman warga, bagaimana mungkin ada anak kucing kecil sendirian? Saya ambil kesimpulan kalau kucing ini dengan sengaja dibuang oleh orang tidak punya hati dan bodoh pula. Ditambah lagi di dekat anak kucing yang kami temukan, ada kertas bungkus nasi yang mungkin dijadikan alas makanan un...