Ternyata setelah aku pikir-pikir, karena terlalu sering membaca buku self-improvement alias buku pengembangan diri. Jika aku perhatikan lagi, seringkali setiap aku menulis entah di blog, di medsos, atau di aplikasi chat, entah kenapa setiap ada sesi beropini, aku merasa sepertinya aku terdengar sok macam seorang motivator kepada orang lain.
Dan aku tak tahu, apakah ini baik atau tidak? Aku pikir, mudah-mudahan saja baik. Tapi sungguh aku sangat khawatir sekali atas ketakutan yang berasal dari prasangka buruk. Sebab hal semacam itu pasa titik tertentu memang cukup bisa menggangu pikiran dan perasaan. Rasa itu bisa saja membuatku jadi merasa besar kepala atau mungkin malah aku sudah lebih dulu terlihat besar kepala bagi orang lain, yang sejujurnya hal seperti itu sangat tidak aku dambakan sama sekali. Aku harap itu tidak terjadi, dan mudah-mudahan juga orang tidak beranggapan begitu kepadaku. (Lah, memangnya kau ini siapa ajir? Keluarga bukan, kerabat bukan, pacar bukan, mantan apalagi, bahkan orang penting pun bukan)
Tapi, sungguh aku khawatir dan takut sekali jika saja ada kebencian menghampiriku. Jelas saja aku tak ingin itu. Siapa juga orang di dunia ini yang berharap dibenci dan ingin dibenci? Tapi entahlah, mungkin saja ada? Atau memang ada? Tak tahu lah, yang pasti aku harap saat ini dan seterusnya, kita semua bak-baik saja kepada satu sama lain.
Tapi jika memang harus menjelaskannya, salah satu tujuanku menulis sebenarnya adalah ingin bisa saling belajar, berbagi energi positif dan informasi yang baik juga menarik. Yang mana aku harapkan, itu semua bisa terwujud sebagai sebagai suatu bentuk jembatan. Ya , jembatan yang bisa beguna agar kita saling terhubung, tidak hanya terhubung dalam berkomunikasi, tapi juga terhubung pula pada kebaikan, pada eksplorasi buah pemikiran cerdas nan inspiratif, pada hal-hal yang menarik bagi diri kita.
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !