Sungguh bosan menyaksikan kecamuk orang-orang di lini masa media sosial ini, yang saling sibuk merasa sok benar dan yang lainnya pula, saling asyik menyalahkan. Masing-masing sama saja, merasa paling benar, atau merasa selalu benar.
Padahal dia pasti tahu dan sadar jiwa dan akal bahwa dirinya bukanlah Mahabenar, karena memang pasti bukan. Tidak ada yang ingin memilih salah, karena siapa juga yang ingin menjadi tumpuan kesalahan.
Padahal manusia tempatnya khilaf, lupa, dan salah. Ah memang kita manusia selalu begitu. Ingin ku hapus saja mereka dari pertemanan, karena aku merasa cukup risih dan bingung mengamati mereka yang saling berdebat melempar argumen kebenciannya itu.
Mau apa sebenarnya mereka?
Ingin jadi agen kebaikan atau kebencian?
Ingin dunia ini jadi indah dan membahagiakan, atau jadi kelam dan suram?
Kalau aku, jelas sungguh tak menginginkan buih-buih pesimistis macam itu.
Dunia maya kini memang sudah semakin sulit untuk jadi menyenangkan jika hal seperti ini dibiarkan terus. Tapi aku masih akan terus berharap dan berharap saja untuk kebaikan dunia maya dan realita.
Peduli amat dengan algoritma media sosial dan teori gelembung bias itu. Hapus yang perlu dihapus.
Oya, lalu kalau begitu aku sendiri bagaimana? Aku merasa apa?
Merasa benar atau merasa salah? Apalagi jika sampai aku menghapus pertemanan, bukankah itu artinya terdapat benih kebencian menyerupai dalam diriku?
Kalau begitu apa bedanya aku dengan para pembenci itu?
Setelah aku pikirkan lagi, benar juga hal itu.
Ya sudah, daripada itu ya aku merasa kacau saja, atau merasa lucu boleh juga, itu lebih seru dan menyenangkan hati ini, ya itu saja.
Sudahi saja semua ini, selamat atasmu, aku, dan kita semua
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !