Ada satu, dua, tiga, atau mungkin lebih banyak lagi dari itu semua alasan pemakluman yang sering aku lakukan saat ingin mengunjungi rumahmu.
Entah karena langkah terhambat atas suatu halangan mengganggu, atau terkendala perasaan mengganjal niat lalu membatalkannya begitu saja.
Bukan sebab jalan setapak menuju rumahmu penuh liku membingungkan, apalagi jika harus melewati labirin padang semak belukar. Jujur saja, bukan soal kesusahan itu melulu
Jika harus dijelaskan pasalnya, pasti akan banyak bermunculan cela salahku. Tentu saja aku tak menginginkan itu.
Bisa-bisa borok aibku dulu kembali menganga. Sungguh aku tak mau lagi itu.
Bisa-bisa borok aibku dulu kembali menganga. Sungguh aku tak mau lagi itu.
Tapi bila memang harus menjawab tanyamu dengan sadar. Aku tak bisa datang karena mataku tak lagi mampu melihat perjalanan dengan padangan jelas dan jernih. Semua terasa semakin samar, memudar, dan parahnya menjadi keruh.
Yang aku maksud sebenarnya bukan kedua mata di wajahku ini, melainkan mata hatiku yang telah benar-benar buta untukmu. Mungkin mataku sudah sempurna melupakanmu.
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !