Langsung ke konten utama

Reuni 90an


Kebetulan saya lahir & tumbuh di era 90an awal. Jadi sudah pasti ada banyak sekali kenangan berharga yang saya ingat kala itu. Bukan hanya banyak, semua kenangan tempo dulu sungguh sangat berharga sekali rasanya jika ingin diingat-ingat kembali.
Mulai dari kebiasaan yang sering saya lakukan di rumah, saat berkumpul dengan kerabat & keluarga. Kelucuan, kenakalan, kebodohan, & kehebohan saat memainkan semua jenis permainan konvensional bersama teman sepermainan di sekitar rumah & hal yang sama juga saya lakukan saat bermain bersama teman di bangku TK & SD.
Lalu juga tentang serunya menonton tayangan televisi anak-anak & tayang-tayangan umum lain yang selalu memancing animo siapapun untuk selalu menyaksikan.
Tak ketinggalan, lagu anak-anak yang saat itu ada banyak sekali pilihannya untuk didengarkan setiap hari di televisi, di radio, atau sering pula diputarkan dengan sukarela oleh abang-abang yang setiap hari di depan gerbang sekolah, menjajakan aneka macam barang dagangan. Mulai dari gulali/harum manis, mainan kertas, mainan plastik, boneka, action-figure murah ala kadarnya, undian berhadiah, sampai menyewakan game boy nintendo yang klasik itu. Semua keseruan masa kanak-kanak waktu itu seakan-akan secara komplit ia tawarkan dari dalam dalam kotak kayu besar, yang memang ia panggul setiap hari di bahunya sendiri. Di mana sesekali waktu ia akan berpindah tempat jualan yang strategis ke sana ke mari, mencari peruntungan.
Dan tentu saja, jangan lupakan berbagai macam makanan & jajanan snack khas di era itu. Lalu juga banyaknya trend unik yang muncul & berkembang. Meskipun jika diingat lagi rasanya cukup banyak juga yang sebenarnya terasa aneh & berkesan norak. Namun kita harus sepakat, bahwa justru itulah yang membuat semuanya tiada terlupakan. Di mana waktu-waktu yang berlalu itu, rekam jejak nostalgianya begitu melekat kuat & kental tergambar di kepala. Saya rasa jika teori tentang mesin waktu itu terbukti nyata benar adanya, mungkin banyak orang yang ingin menjelajahi waktu ke masa-masa dulu. Karena mengingat itu semua rasanya amat menyenangkan sekali, ini seperti reuni. Ya reuni dengan era 90an.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu

Saat benar-benar sadar aku bisa saja sedikit malu dengan yang aku peruntukkan padamu tapi jika benar-benar harus jujur aku ingin selalu tak sadar dengan yang aku rasakan agar bisa memberikan sumbangsihku padamu meski itu hal yang mungkin biasa, atau super-duper-biasa atau tak ada istmewanya sama sekali bagimu tak masalah bagiku,  yang penting aku melakukannya tulus untukmu.

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami.

Sosok Inspiratif dari Desa Suak Labu

Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi seorang ibu guru sekaligus kepala sekolah yang baik hati, Diyan Mahyuni namanya. Sosok ibu inspiratif yang saya temui pertama kali ketika saya dan teman sekelompok saya melaksanakan agenda tahunan mahasiswa tingkat akhir ditempat saya belajar beberapa tahun lalu, di Desa Suak Labu. Yakni dimana kami menjalani serangkaian proses demi proses belajar, baik yang terprogram maupun tak terprogram dalam lingkup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditugas kan oleh almamater tempat kami menimba ilmu saat itu. Dan saat saya dan beberapa teman sekelompok KKN dulu, dengan sengaja menyempatkan diri untuk bisa menghadiri undangan perhelatan acara perpisahan yang akan dilangsungkan didesa itu. Seketika ingatanku terlempar pada kenangan lalu dimana dulu di sana. Di desa itu pernah menjadi rumah kami belajar, bertemu dan menemukan kawan-kawan baik serta kerabat baru. Tanah dimana kami terkesan akan begitu banyak orang-orang hebat yang jarang, atau mungk