Apakah titik itu adalah selalu tentang pertanda untuk berhenti?
Apakah benar-benar seharus itu?
Adakah yang bisa memberikan jawaban untuk atas pertanyaan-pertanyaan semacam itu?
Mungkin ada.
Tapi mungkin lain waktu saja kata mereka menjawab dalam hati kecilnya.
Dari berbagai hal dan apapun yang selama ini datang, singgah, menetap, dan berlalu melangkah pergi di kehidupan saya, yang saya bisa ingat dengan jelas dan pasti adalah bahwa titik memang selalu tampak sebagai tanda berhenti.
Lalu muncul pertanyaan lagi.
Berhenti dari apa?
Dari berbagai macam hal yang ada di dunia ini. Berhenti dari banyak bicara, berhenti dari diam, berhenti dari mengumpat, berhenti dari menutup mata, berhenti dari lalai, berhenti dari kemalasan, berhenti dari amarah, berhenti dari kebodohan, berhenti dari merasa pintar, berhenti dari membuat kesalahan, berhenti dari merasa paling benar sendiri, berhenti dari membenci, berhenti dari menyakiti, berhenti dari melukai, berhenti dari ketidakberdayaan, berhenti dari apapun.
Ya berhenti pada apapun itu. Bukan hanya sebatas berhenti pada keburukan atau berhenti pada sesuatu yang tidak baik melulu. Titik juga tentang keadaan berhenti ketika kebenaran dan hal--hal baik berjalan, dan kita sadar bahwa itu akan selalu hadir di antaranya. Mau ataupun tidak mau, suka ataupun tidak suka, begitulah adanya, begitulah takdir dari titik itu.
Namun yang sering terlupa, masih akan muncul pertanyaan lagi.
Apakah berhentinya adalah hanya untuk jeda sementara, lalu selanjutnya akan kembali bermula awal yang baru?
Ataukah titik itu mutlak sebagai penutup langkah-langkah yang mengakhiri cerita untuk selamanya?
Entahlah, siapa yang tahu?
Jadi bagaimana jawabannya?
Jawabannya pasti ada banyak sekali dan berbeda-beda tentunya.
Lebih baik tanyakan dirimu sendiri masing-masing.
Apakah titik yang kamu temui saat ini adalah tanda untuk jeda sementara atau berhenti selamanya?
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !