Langsung ke konten utama

Perang


Sepertinya jadi pengguna sosmed yang berusaha sok kalem dan diam itu juga tak ada untungnya ya. Soalnya jika hanya diam dan biasa-biasa saja, di timeline isinya bisa jadi seragam. Bisa perang pendapat saja. Perang komentar saja. Perang penistaan saja. Perang pencitraan saja. Perang teori saja. Perang gambar saja. Perang video saja. Perang hoax saja. Perang umpatan saja. Perang merasa paling benar saja. Dan perang melawan hawa nafsunya hanya trend ramadhan saja. Lalu perang karya mungkin agak jarang ya, karena memang bukan untuk diadu. Atau mungkin bisa diadu. Aha sepertinya yang lebih tepat bukan diadu. Bagiku sih rasanya karya lebih baik diapresiasi, dinikmati, dan dipelajari latar belakang dan ide kreatif di baliknya.

Sedangangkan coba lihat perang pendapatan, tak pernah ada yang mengumumkannya. Perang nilai raport sekolah tak pula pernah dibagikan. Perang pamer nilai IPK juga banyak yang tak ingin jadi terlihat sombong atau sebaliknya. Perang nilai sidang skripsi bagaimana? Perang harga juga hanya ada pada waktu-waktu tertentu. Tapi mungkin lebih seru dan asik kalau mencoba untuk sering-sering perang senyuman. Pasti aneh ya, tapi rasanya sungguh tak mengapa. Daripada perang kekerasan antar sesama manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu

Saat benar-benar sadar aku bisa saja sedikit malu dengan yang aku peruntukkan padamu tapi jika benar-benar harus jujur aku ingin selalu tak sadar dengan yang aku rasakan agar bisa memberikan sumbangsihku padamu meski itu hal yang mungkin biasa, atau super-duper-biasa atau tak ada istmewanya sama sekali bagimu tak masalah bagiku,  yang penting aku melakukannya tulus untukmu.

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami. ...

Sosok Inspiratif dari Desa Suak Labu

Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi seorang ibu guru sekaligus kepala sekolah yang baik hati, Diyan Mahyuni namanya. Sosok ibu inspiratif yang saya temui pertama kali ketika saya dan teman sekelompok saya melaksanakan agenda tahunan mahasiswa tingkat akhir ditempat saya belajar beberapa tahun lalu, di Desa Suak Labu. Yakni dimana kami menjalani serangkaian proses demi proses belajar, baik yang terprogram maupun tak terprogram dalam lingkup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditugas kan oleh almamater tempat kami menimba ilmu saat itu. Dan saat saya dan beberapa teman sekelompok KKN dulu, dengan sengaja menyempatkan diri untuk bisa menghadiri undangan perhelatan acara perpisahan yang akan dilangsungkan didesa itu. Seketika ingatanku terlempar pada kenangan lalu dimana dulu di sana. Di desa itu pernah menjadi rumah kami belajar, bertemu dan menemukan kawan-kawan baik serta kerabat baru. Tanah dimana kami terkesan akan begitu banyak orang-orang hebat yang jarang, atau mungk...