Langsung ke konten utama

Selesai Di Sini


Bicara soal hidup tentu tak lepas dari persoalan  "Takdir". Dan ketika pembahasan beralih kepada "Takdir" sesungguhnya ini akan menjadi sedikit serius karena kita akan membahas tentang nilai-nilai ketuhanan. Atau mungkin ini hal yang biasa saja ya? Mungkin iya, mungkin juga tidak.

Ya sudah terserah saja, semua bebas berpendapat. Yang penting bertanggung jawab dan saling menghargai.

Jadi ketika muncul sebuah pernyataan bahwa "Segala sesuatu adalah takdir" 

Lalu hadirlah sekelumit pertanyaan "Apakah kau tahu apa itu takdir?", "Apakah kau percaya dengan adanya takdir yang bekerja di dunia ini?",  "Bagaimana menurutmu tentang konsep takdir?", "Apakah kau menyadari keberadaan takdir?"

Jika ingin menjawabnya, lebih baik jawab dalam hati masing-masing saja, jika tak ingin ini menjadi perdebatan. Toh aku tak pernah tertarik dan tak jago pula berdebat. Tapi bila ingin berpendapat, ya seperti yang sudah aku jelaskan di atas tadi. Terserah saja, semua bebas berpendapat. Yang penting bertanggung jawab. Jika baik dan berguna akan jadi pelajaran baik dan berguna pula untukku. Jika mungkin akan jadi debat kusir,  sudah simpan saja debatnya di pikiran itu. 

Aku sendiri yang awam ini masih belum begitu mengerti dengan jelas tentang perkara ini. Bukan karena tak tahu sama sekali, melainkan karena begitu banyaknya sumber informasi yang ada di sana-sini. Dan dari itu semua, munculah beragam teori-teori yang terus saja berkembang. Dari seorang tokoh yang satu berpendapat begini, tokoh lain mulai berspekulasi begitu, lalu ada pula tokoh yang mendebat keduanya, akhirnya diskusi panjang pun belanjut ke mana-mana, dan seterusnya, dan seterusnya, tak ada ujungnya. Jikapun ada ujungnya, akan selalu saja diakhiri dengan tanda tanya. Berarti memang tiada akhir.

Tapi dari semua hal yang banyak tersebar itu. Aku meyakini bahwa ada kuasa dari Tuhan atas hal-hal yang disebut sebagai "Takdir Mutlak" yakni kuasa ataupun ketetapan yang tak tersentuh oleh kendali diri kita sebagai manusia. Dan ada pula pilihan-pilihan yang memang bisa kita jalani dengan pemikiran yang sadar dari diri kita masing-masing tanpa pengaruh dan kontrol dari mahluk lain yang diistilahkan sebagai "Takdir Ikhtiar". Mungkin begitu dari hikmah yang bisa aku petik.

Contoh sederhana atas "Takdir Ikhtiar" yang lahir atas keputusan diri sendiri itu misalnya saja, ketika kamu menentukan pilihan untuk membaca tulisan ini sampai selesai, itu artinya kamu sudah menuntaskan satu Takdir Ikhtiar dalam hidupmu. Mudah-mudahan ada sedikit pelajaran dari sini. Jikapun tak ada, ya tak mengapa. Aku tak akan marah, apalagi merasa tersinggung, sungguh tidak. Itu hanya berarti bahwa pelajaran itu adalah milikku sendiri. Dan untuk ini semua, aku turut berterimakasih sekali padamu yang sudah rela membacanya sampai tulisan ini benar-benar selesai di sini.

#10dayswrite #novemberwrite #segalasesuatuadalahtakdir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu

Saat benar-benar sadar aku bisa saja sedikit malu dengan yang aku peruntukkan padamu tapi jika benar-benar harus jujur aku ingin selalu tak sadar dengan yang aku rasakan agar bisa memberikan sumbangsihku padamu meski itu hal yang mungkin biasa, atau super-duper-biasa atau tak ada istmewanya sama sekali bagimu tak masalah bagiku,  yang penting aku melakukannya tulus untukmu.

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami. ...

Sosok Inspiratif dari Desa Suak Labu

Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi seorang ibu guru sekaligus kepala sekolah yang baik hati, Diyan Mahyuni namanya. Sosok ibu inspiratif yang saya temui pertama kali ketika saya dan teman sekelompok saya melaksanakan agenda tahunan mahasiswa tingkat akhir ditempat saya belajar beberapa tahun lalu, di Desa Suak Labu. Yakni dimana kami menjalani serangkaian proses demi proses belajar, baik yang terprogram maupun tak terprogram dalam lingkup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditugas kan oleh almamater tempat kami menimba ilmu saat itu. Dan saat saya dan beberapa teman sekelompok KKN dulu, dengan sengaja menyempatkan diri untuk bisa menghadiri undangan perhelatan acara perpisahan yang akan dilangsungkan didesa itu. Seketika ingatanku terlempar pada kenangan lalu dimana dulu di sana. Di desa itu pernah menjadi rumah kami belajar, bertemu dan menemukan kawan-kawan baik serta kerabat baru. Tanah dimana kami terkesan akan begitu banyak orang-orang hebat yang jarang, atau mungk...