Langsung ke konten utama

Perihal Tak Jelas


Seringkali aku memiliki sebentuk pertanyaan pada seseorang, beberapa orang, dan mungkin juga pada banyak orang.

Yang ingin aku tanyakan adalah, kenapa mereka menyukai "awan putih"?

Baik itu dalam bentuk objek visual,. suara, ataupun dalam bentuk kombinasi kata yang berubah menjadi frasa itu sendiri.

Ya, aku ingin menanyakan kenapa mereka menyukainya? Aku yakin pasti itu semua ada alasannya, aku tak akan meragukan itu. 

Entah, jika ada yang beranggapan bahwa awan putih itu terlihat begitu indah dan meneduhkan diri bila tampak di atas langit sana. Mungkin terbayang permen kapas gulali berwarna putih. Bisa juga ada yang merasakan hal magis dan menggugah rasa saat mendengar suara manusia yang mengucapkan "awan putih". Atau dapat pula ada segolongan orang-orang yang diberkahi ide menarik untuk dijadikan unsur pembentuk karya.

Sebab, jikalau bisa dan memungkinkan, aku ingin sekali mengambil pelajaran dan inspirasi atas hal tersebut.

Sekalipun yang mereka utarakan bahwa mereka murni menyukainya tanpa ada alasan khusus. Ya hanya suka saja, titik.

Aku tak akan menertawakan alasan apapun yang keluar dari pikiran dan mulut mereka. Itu tentu, karena aku memang sudah membuat janji pada diri sendiri untuk menghormati kebebasan berpendapat orang lain. Jadi sudah pasti aku juga akan memaklumi segala macam dan bentuk opini dari mereka. 

Toh aku juga punya ketertarikan ataupun kesukaan pada suatu hal yang mungkin saja​ jika aku jelaskan,  orang lain juga akan menganggap aku aneh atau bahkan gila, karena menyukai sesuatu yang abstrak dan tak nyata adanya.

Tapi mungkin kegelisahan yang kusut ini tak akan ada yang mau menjawabnya juga. Seperti pertanyaan dan ocehan-ocehanku beberapa waktu lalu itu, tentang hal yang hampir sama, perihal tak jelas.

#10dayswrite #novemberwrite #awanputih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p