Langsung ke konten utama

Semua Bisa Berjanji

Di antara beribu kemungkinan, ada satu hal yang mungkin cukup sering jadi pemicu perselisihan dan masalah. Mulai dari perselisihan level kecil, menengah, sampai level besar seperti perang. Perkara itu adalah janji.

Dan mungkin kita semua sudah cukup tahu dan sadar, bahwa di sekitar lingkungan kita ada banyak masalah berawal dari janji-janji yang diingkari dari sebuah kesepakatan.
Janji anak pada orang tua untuk tidak nakal, janji jadi anak yang baik, janji selapu patuh, janji rajin belajar, janji tidak bohong lagi. Janji pada teman untuk saling membantu dalam kesusahan, janji akan mengajak main sepeda atau petak umpet bersama, janji menyelesaikan pekerjaan rumah bersama. Janji murid pada gurunya untuk jujur dalam mengisi lembar jawaban ujian, janji menyelesaikan pekerjaan rumah di rumah, janji tidak bolos. Janji sepasang kekasih untuk sehidup-semati, janji saling mengerti, janji saling setia. Janji pegawai negeri dan swasta untuk disiplin bekerja, janji melakukan yang terbaik, janji tidak korupsi waktu dan korupsi uang. Janji pemerintah dan wakil rakyat untuk jujur dan bijak menggunakan uang serta aset negara, janji memberikan yang terbaik untuk rakyat, janji menemukan solusi dari setiap masalah, janji untuk selalu pro-rakyat. Janji umat pada tuhan untuk teguh dan patuh di jalan-Nya, janji selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, janji peduli dan berbakti pada sesama. Janji memang mudah diucapkan, tapi sulit.dijalani, walau sekecil apapun itu.

Bahkan "Jujur" yang sepertinya hanyalah hal sederhana, tapi banyak dari kita yang lalai. Bukan pada orang lain saja, pada diri sendiri pun mungkin kita sering tak jujur. Nah jika pada diri sendiri saja kita tak jujur apalagi pada orang lain. Tapi kejujuran tak bisa dilihat, karena kejujuran bisa dibungkus kebohongan.

Seperti halnya dengan janji yang juga sama sederhananya. Siapapun dan di manapun akan mudah saja mengucap janji rasanya. Itu memang karena semua bisa berjanji.


#septemberwrite #menulis30hari #30harimenulis #menulis #bernjanji

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu

Saat benar-benar sadar aku bisa saja sedikit malu dengan yang aku peruntukkan padamu tapi jika benar-benar harus jujur aku ingin selalu tak sadar dengan yang aku rasakan agar bisa memberikan sumbangsihku padamu meski itu hal yang mungkin biasa, atau super-duper-biasa atau tak ada istmewanya sama sekali bagimu tak masalah bagiku,  yang penting aku melakukannya tulus untukmu.

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami. ...

Sosok Inspiratif dari Desa Suak Labu

Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi seorang ibu guru sekaligus kepala sekolah yang baik hati, Diyan Mahyuni namanya. Sosok ibu inspiratif yang saya temui pertama kali ketika saya dan teman sekelompok saya melaksanakan agenda tahunan mahasiswa tingkat akhir ditempat saya belajar beberapa tahun lalu, di Desa Suak Labu. Yakni dimana kami menjalani serangkaian proses demi proses belajar, baik yang terprogram maupun tak terprogram dalam lingkup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditugas kan oleh almamater tempat kami menimba ilmu saat itu. Dan saat saya dan beberapa teman sekelompok KKN dulu, dengan sengaja menyempatkan diri untuk bisa menghadiri undangan perhelatan acara perpisahan yang akan dilangsungkan didesa itu. Seketika ingatanku terlempar pada kenangan lalu dimana dulu di sana. Di desa itu pernah menjadi rumah kami belajar, bertemu dan menemukan kawan-kawan baik serta kerabat baru. Tanah dimana kami terkesan akan begitu banyak orang-orang hebat yang jarang, atau mungk...