Langsung ke konten utama

Pledoi Seorang Mantan Mahasiswa Kupu-kupu

Beberapa​ waktu lalu saya sempat menuliskan sedikit pengalaman saya sebagai mahasiswa kupu-kupu, alias mahasiswa yang kuliah-pulang, kuliah-pulang. Itulah yang paling sering terjadi berulang-ulang ketika saya masih berstatus sebagai mahasiswa dulu.

Lalu ada seorang perempuan yang bertanya di kolom komentar. Dia menanyakan bagaimana dengan saya yang dulunya melebeli diri sebagai mahasiswa kupu-kupu, apakah ketika mencari pekerjaan mengalami kesusahan atau tidak?

Entah apa yang menggerakkannya untuk bertanya? Apakah karena penasaran dan ingin tahu bahwa mahasiswa kupu-kupu seperti saya bisa mendapatkan pekerjaan atau tidak? Atau karena hal ada lain? Entahlah, mudah-mudahan saja tidak ada niat untuk menculik saya.

Nah saya sendiri sebenarnya sudah lulus kuliah sejak tahun 2013. Dalam tulisan saya itu saya lupa menjelaskan bagaimana saya berhasil menapaki jejak karir dalam hidup saya setelah kuliah.

Jadi mengenai pekerjaan. Jujur bukannya bermaksud meremehkan, sombong, dan sebagainya. Semasa kuliah dulu, saat sedang dalam keadaan menjadi mahasiswa kupu-kupu itu, saya tidak pernah memikirkan bahwa saya mungkin akan kesulitan mencari kerja karna hal itu. Kenapa? Karena saya merasa cukup yakin dengan apa yang bisa saya lakukan. Saya yakin dengan kemanpuan saya. Dan saya yakin atas rezeki yang sudah dijanjikan Tuhan kepada umatnya yang bersungguh-sungguh. Tapi tentu keyakinan saya itu, tidak semata-mata karena keyakinan saya yang semu dan tanpa alasan. Saya memiliki ketertarikan pada teknologi dan informasi. Saya senang menggunakan komputer, berinternet, belajar desain, saya senang membaca, dan juga menulis. Dan atas dasar itu semua, saya merasa dunia saya akan baik-baik saja nantinya. Bukannya apa-apa jika dibanding dengan kemampuaan yang saya pelajari tersebut, jurusan kuliah saya rasanya berseberangan dari apa-apa yang saya minati. Kebetulan dulu saya kuliah di jurusan komunikasi Islam.

Singkat cerita, ketika mencari pekerjaan, selain IJAZAH S1, saya tidak terlalu banyak mengandalkan ilmu yang saya pelajari saat kuliah dulu. Ya mau bagaimana lagi, dunia kerja yang saya inginkan memang berfokus pada apa yang menjadi minat dan kemampuan saya, bukan pada apa yang bisa saya kerjakan berdasarkan pengalaman kuliah saya.

Dan syukurlah, ketika memasuki dunia kerja, saya tidak menemui kendala berarti untuk bisa meniti jejak karir yang terbentang. Saya bisa mencari pekerjaan berdasarkan apa yang saya sukai dan apa yang bisa saya lakukan. Saya merasa benar-benar beruntung atas kemampuan, pengetahuan, dan apa yang saya miliki.

Namun jujur, saya sedikit menyesal karena dulu tidak bisa aktif ikut organisasi dan kegiatan kampus lainnya. Padahal secara langsung ataupun tak langsung, jelas hal itu dapat berpengaruh pada cara saya bersosialisasi, bersinergi, dan bekerjasama pada tiap individu atau grup yang lebih besar, dan juga berguna dalam melatih leadership saya. Karena dari yang saya sadari saat ini, saya sedikit mengalami kendala dalam bergaul dengan orang lain, saya sering merasa canggung dan kurang percaya diri. Ya itu mungkin memang karena saya adalah tipikal orang yang agak introvert, iadi hal-hal seperti itu kadang terasa wajar.

Hal seperti itu sebenarnya bisa saja diminimalisir, apabila dulu saya bisa sering-sering membaur bersama banyak teman dalam organisasi dan berbagai kegiatan di kampus. Tapi ah, apalah artinya menyesali itu semua sekarang. Toh menyesal tidak membuat waktu kembali terulang kan? Yang saya perlu sekarang adalah mengambil pelajaran dari kesalahan dan penyesalan itu.

Ya intinya sih menjadi mahasiswa kupu-kupu bagi saya tidaklah 100% mempengaruhi masa depan kita. Asalkan, keputusan untuk menjadi mahasiswa kupu-kupu itu memiliki alasan berarti dan tujuan pasti. Karena menjadi mahasiswa kupu-kupu tak melulu soal manusia pemalas tapi juga soal manusia dengan visi-misi yang jelas. Tapi kalau memang bisa jadi mahasiswa yang aktif dan berprestasi baik di kampus ataupun di luar kampus kenapa tidak? Jalan menuju sukses kan ada banyak, pilih dan tentukan sendiri jalanmu.


#NulisRandom2017
#NulisRandom2017Hari15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu

Saat benar-benar sadar aku bisa saja sedikit malu dengan yang aku peruntukkan padamu tapi jika benar-benar harus jujur aku ingin selalu tak sadar dengan yang aku rasakan agar bisa memberikan sumbangsihku padamu meski itu hal yang mungkin biasa, atau super-duper-biasa atau tak ada istmewanya sama sekali bagimu tak masalah bagiku,  yang penting aku melakukannya tulus untukmu.

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami. ...

Sosok Inspiratif dari Desa Suak Labu

Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi seorang ibu guru sekaligus kepala sekolah yang baik hati, Diyan Mahyuni namanya. Sosok ibu inspiratif yang saya temui pertama kali ketika saya dan teman sekelompok saya melaksanakan agenda tahunan mahasiswa tingkat akhir ditempat saya belajar beberapa tahun lalu, di Desa Suak Labu. Yakni dimana kami menjalani serangkaian proses demi proses belajar, baik yang terprogram maupun tak terprogram dalam lingkup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditugas kan oleh almamater tempat kami menimba ilmu saat itu. Dan saat saya dan beberapa teman sekelompok KKN dulu, dengan sengaja menyempatkan diri untuk bisa menghadiri undangan perhelatan acara perpisahan yang akan dilangsungkan didesa itu. Seketika ingatanku terlempar pada kenangan lalu dimana dulu di sana. Di desa itu pernah menjadi rumah kami belajar, bertemu dan menemukan kawan-kawan baik serta kerabat baru. Tanah dimana kami terkesan akan begitu banyak orang-orang hebat yang jarang, atau mungk...