Baiklah
Saya akan memulai cerita baru
Ketika saya mendapati kembali ingatan tentang blog saya, yang setahun lebih rasanya tak pernah terjamahi. Sebenarnya ada beberapa kali saya menyempatkan diri untuk log-in tapi itu pun hanya sekedar melihat juga mengamati keberadaan dan eksistensinya. Yang mana, siapa tahu selama saya hiatus ada banyak kunjungan yang khilaf ke blog saya. Walau mungkin sepertinya tak ada sama sekali, atau malah ada cuma tak berwujud manusia, hantu kan bisa saja tuh. Tapi kurang kerjaan sekali sepertinya kalo sampai hantu pun blogwalking ke sini. Gak ada urusan sama sekali gitu kan.
Dan karena perihal itulah saya kadang merasa geli sendiri, sekaligus lucu, ngakak, tertegun, lalu merenung, sedih, sampai terharu, komplit sudah haru-birunya. Perasaan campur aduk itu adalah akumulasi dari berbagai hal tak jelas yang terbayang dan terjadi. Di mana dalam satu tahun lebih itu, jelas sekali ada banyak kisah dari setiap waktu yang saya terlewati untuk bisa saya tulis. Harusnya, sih, begitu. Tapi nyatanya tidak.
Ya meskipun tulisan saya, cenderung kepada tulisan yang biasa-biasa saja dan mungkin tak ada istimewanya bagi mereka yang kebetulan membaca. Namun cerita lainnya, saat saya tak membubuhi blog ini dengan tulisan apapun secara berlanjut, bukan berarti saya berhenti menulis. Tak berarti saya berdiam diri dan menjalani kehidupan saya tanpa pernah mencatatkan kisah-kisah hidup saya dalam bentuk tulisan. Tidak, sama sekali saya tak melalaikan hal itu.
Singkatnya, saya mungkin lama tak menulis di blog ini, walaupun sebenarnya saya cukup sering berinternet ria, hanya saja tak menyempatkan diri untuk aktif ngeblog. Tapi dibaliknya saya tetap berusaha terus untuk menulis di buku harian yang kadang lebih sering saya sebut "Jurnal Harian" supaya kesannya lebih laki' dibanding saya menyebutnya "Diary".
Begitulah pengakuan dari saya
Saya tetap dan terus menuliskan banyak hal dari waktu-kewaktu di dalam keseharian saya saat saya hiatus menulis di blog.
Dan ketika lama tak ngeblog, saat terbersit dalam diri untuk berusaha memulainya lagi. Saya selalu merasa seperti mengalami Dejavu karena alasan yang saya siapkan adalah selalu yang itu-itu saja. Tentang inilah-itulah, tak konsistenlah, kurang idelah, nihil inspirasilah, hilang moodlah. Padahal nyatanya saya lalai karena selalu menunda, dan jadilah malas yang meraja dan bertahta setahun terakhir ini. Tak hanya itu saja, harapan-harapan yang selalu saya utarakan saat kembali dari kemalasan yang panjang itu, ya selalu itu-itu juga.
Jujur dari lubuk hati terdalam, dari buah pikiran yang punya banyak rencana. Ingin sekali rasanya berusaha untuk rajin, aktif, dan memelihara konsistensi saya untuk terus ngeblog, walaupun mungkin tak ada berusaha, atau minimal berniat untuk membacanya. Walau nyatanya ada kok, yang baca. Toh saya sendiri membacanya, adik-adik saya mungkin membacanya juga. Tapi itu bukan karena paksaan dari saya. Dan kalaupun memang hanya itu saja yang membaca, itu pun sudah cukuplah daripada tak ada sama sekali kan?
Jadi setelah ini semua, saya tak akan mengumbar alasan-alasan sebagai alibi, juga harapan untuk terlihat meyakinkan. Yang perlu saya lakukan selanjutnya, hanyalah menulis, menulis, menulis, dan menulis terus. No execuse, tak boleh ada tapi, apapun itu, sekali lagi, no execuse.
Saya akan memulai cerita baru
Ketika saya mendapati kembali ingatan tentang blog saya, yang setahun lebih rasanya tak pernah terjamahi. Sebenarnya ada beberapa kali saya menyempatkan diri untuk log-in tapi itu pun hanya sekedar melihat juga mengamati keberadaan dan eksistensinya. Yang mana, siapa tahu selama saya hiatus ada banyak kunjungan yang khilaf ke blog saya. Walau mungkin sepertinya tak ada sama sekali, atau malah ada cuma tak berwujud manusia, hantu kan bisa saja tuh. Tapi kurang kerjaan sekali sepertinya kalo sampai hantu pun blogwalking ke sini. Gak ada urusan sama sekali gitu kan.
Dan karena perihal itulah saya kadang merasa geli sendiri, sekaligus lucu, ngakak, tertegun, lalu merenung, sedih, sampai terharu, komplit sudah haru-birunya. Perasaan campur aduk itu adalah akumulasi dari berbagai hal tak jelas yang terbayang dan terjadi. Di mana dalam satu tahun lebih itu, jelas sekali ada banyak kisah dari setiap waktu yang saya terlewati untuk bisa saya tulis. Harusnya, sih, begitu. Tapi nyatanya tidak.
Ya meskipun tulisan saya, cenderung kepada tulisan yang biasa-biasa saja dan mungkin tak ada istimewanya bagi mereka yang kebetulan membaca. Namun cerita lainnya, saat saya tak membubuhi blog ini dengan tulisan apapun secara berlanjut, bukan berarti saya berhenti menulis. Tak berarti saya berdiam diri dan menjalani kehidupan saya tanpa pernah mencatatkan kisah-kisah hidup saya dalam bentuk tulisan. Tidak, sama sekali saya tak melalaikan hal itu.
Singkatnya, saya mungkin lama tak menulis di blog ini, walaupun sebenarnya saya cukup sering berinternet ria, hanya saja tak menyempatkan diri untuk aktif ngeblog. Tapi dibaliknya saya tetap berusaha terus untuk menulis di buku harian yang kadang lebih sering saya sebut "Jurnal Harian" supaya kesannya lebih laki' dibanding saya menyebutnya "Diary".
Begitulah pengakuan dari saya
Saya tetap dan terus menuliskan banyak hal dari waktu-kewaktu di dalam keseharian saya saat saya hiatus menulis di blog.
Dan ketika lama tak ngeblog, saat terbersit dalam diri untuk berusaha memulainya lagi. Saya selalu merasa seperti mengalami Dejavu karena alasan yang saya siapkan adalah selalu yang itu-itu saja. Tentang inilah-itulah, tak konsistenlah, kurang idelah, nihil inspirasilah, hilang moodlah. Padahal nyatanya saya lalai karena selalu menunda, dan jadilah malas yang meraja dan bertahta setahun terakhir ini. Tak hanya itu saja, harapan-harapan yang selalu saya utarakan saat kembali dari kemalasan yang panjang itu, ya selalu itu-itu juga.
Jujur dari lubuk hati terdalam, dari buah pikiran yang punya banyak rencana. Ingin sekali rasanya berusaha untuk rajin, aktif, dan memelihara konsistensi saya untuk terus ngeblog, walaupun mungkin tak ada berusaha, atau minimal berniat untuk membacanya. Walau nyatanya ada kok, yang baca. Toh saya sendiri membacanya, adik-adik saya mungkin membacanya juga. Tapi itu bukan karena paksaan dari saya. Dan kalaupun memang hanya itu saja yang membaca, itu pun sudah cukuplah daripada tak ada sama sekali kan?
Jadi setelah ini semua, saya tak akan mengumbar alasan-alasan sebagai alibi, juga harapan untuk terlihat meyakinkan. Yang perlu saya lakukan selanjutnya, hanyalah menulis, menulis, menulis, dan menulis terus. No execuse, tak boleh ada tapi, apapun itu, sekali lagi, no execuse.
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !