Busettt ini harusnya diposting tanggal 7 kemaren tapi karna satu dan lain halnya jadi tertunda-tunda (alasan banget) baru ditulis hari ini.
Dan sesampainya aku dilokasi yang aku ceritakan sebelumnya. Lalu setelah membayar ongkos ojek itu, aku pun dengan pembawaan yang sok gagah dan juga perasaan yang sok penuh keyakinan untuk memantapkan diri menanti kekasih hati lewatnya mobil travel yang akan aku tumpangi pulang ke tungkal.
Cukup lama rasanya aku menununggu mobil kali ini, tak seperti biasanya setelah sampai ditempat biasa yang hanya menunggu tak lebih dari 30 menit alias setengah jam. Namun kali ini berbeda dari yang sebelum-sebelumnya, lebih dari 45 menit aku habiskan menunggu. Dalam durasi 45 menit itu sepertinya perasaan juga emosiku cukup labil dan seprti dibolak balik karna moment menunggu pacar mobil travel yang lewat. 5 menit sampai 10 menit diawal penantian, aku lalui dengan perasaan yakin pasti akan dapat mobil segera. Waktu masih berjalan, memasuki 10 menit selajutnya aku mulai resah dan tak henti mondar-mandir disisi jalan trotoar tempat penantianku berada. Lalu dimenit-menit berikutnya tampak didepan mataku berjejeran lalu-lalang berlewatan tapi tak ada satupun yang memberi semacam kode-kodean untuk para penumpang yang menunggu dipinggir jalan, atau mungkin karna aku yang kurang peka kali ya. -_-
Sebenarnya disela waktu menunggu itu, sempat ada mobil yang melawatiku dengan pelan dan dibarengi dengan orang-orang didalam mobil itu yang memandangi dan juga sepertinya mengatakan sesuatu, mungkin karna sambil berjalan jadi tak terdengar olehku. Mobil itu berjalan pelan setelah melewatiku, waktu aku membaca situasi itu, aku pikir mobil ini memberikan kode. Dan aku berjalanlah kearah mobil itu, entah kenapa mobil itu tetap berjalan maju walaupun pelan, saat aku coba berlari kecil ia juga tetap saja jalan terus.
Setelah berbuat begitu, tadinya hampir saja aku abaikan mobil itu. Barulah aku coba menyusulnya ketika mobil itu stop dijarak 30 meteran dari tempatku berdiri. Dalam hati sempat terbersit "kurang ajar sekali itu supir!" apa dia sengaja ngerjain pikirku. Ini sih mirip-mirip seperti judul lagu sebuah band "Semakin kukejar, semakin kau jauh!" Dan sesampainya aku disisi mobil itu, setelah aku mengatakan "kemana? tungkal ilir ye?" lalu si supir membalas "oh, aku stop di WKS Simpang Abadi!" katanya menjawab. WKS itu sebuah anak perusahaan nasional ternama yang bergerak dibidang produksi dan pengolahan kertas, letaknya masih cukup jauh dari Tungkal Ilir kampungku. Setelah aku rasa cukup jelas yang dikatakan sopir itu lalu aku tinggalkanlah dia, dan tak lupa dia meninggalkan aku, kami tetap berpisah secara baik-baik.
Sekembaliku ketempat penantian sebelumnya, aku mulai merasa bete gitu. Dimana langit sudah mulai meredup dan waktupun sudah menunjukkan pukul 5 lewat, ini sih aku hampir magrib namanya. Masih aku perhatikan dengan seksama jalanan juga kendaraan yang melewatinya, namun tak satupun yang sudih singgah menanyakan tujuanku untuk bisa diberi tumpangan pulang, ya numpangnya tetap bayar sih maksudku. Meski hanya sekedar memberi klakson saat melewatiku pun tak ada. Mungkin mereka tak ingin nantinya terlihat seperti memberi harapan palsu padaku. Mungkin mereka mengetahui kalo hatiku cukup rapuh dan tak akan bisa menerima hal sentimen dan tak pasti seperti itu. Sungguh penjelasan ini makin ngawur!
Menit-kemenit terus saja berjalan tapi tak ada tanda-tanda bagus menampakkan diri. Aku pikir cukup lama rasanya penantian kali ini. Setelah sekian lama aku berdiri tanpa ada duduk walau hanya sejenak saja. (Udah kayak lirik lagu patah hati) Barulah ada 1 mobil yang menghampiriku, dengan sopir dan orang didalamnya serentak menjawab "Tungkal Ilir!" setelah aku juga berseru "Tungkal Ilir?" seperti ada kontak bathin saat itu, walau tanpa pertanyaan yang jelas dan direspon pula dengan penjelasan yang sebenarnya bisa dibilang kurang jelas juga. Tapi karna yang diucapkan kata kuncinya "Tungkal Ilir!" ya menurutku itu cukup, dan bagi merekapun nampaknya itu sudah amat menjelaskan maksud hati bahwa, mobil itu akan menuju Tungkal Ilir. Yak Syukurlah, tak ada lagi yang akan kecewa akan harapan palsu.
Perjalanan 2-3 jam akan dimulai, tapi sepertinya tulisan ini bersambung lagi sampai disini.
Sekembaliku ketempat penantian sebelumnya, aku mulai merasa bete gitu. Dimana langit sudah mulai meredup dan waktupun sudah menunjukkan pukul 5 lewat, ini sih aku hampir magrib namanya. Masih aku perhatikan dengan seksama jalanan juga kendaraan yang melewatinya, namun tak satupun yang sudih singgah menanyakan tujuanku untuk bisa diberi tumpangan pulang, ya numpangnya tetap bayar sih maksudku. Meski hanya sekedar memberi klakson saat melewatiku pun tak ada. Mungkin mereka tak ingin nantinya terlihat seperti memberi harapan palsu padaku. Mungkin mereka mengetahui kalo hatiku cukup rapuh dan tak akan bisa menerima hal sentimen dan tak pasti seperti itu. Sungguh penjelasan ini makin ngawur!
Menit-kemenit terus saja berjalan tapi tak ada tanda-tanda bagus menampakkan diri. Aku pikir cukup lama rasanya penantian kali ini. Setelah sekian lama aku berdiri tanpa ada duduk walau hanya sejenak saja. (Udah kayak lirik lagu patah hati) Barulah ada 1 mobil yang menghampiriku, dengan sopir dan orang didalamnya serentak menjawab "Tungkal Ilir!" setelah aku juga berseru "Tungkal Ilir?" seperti ada kontak bathin saat itu, walau tanpa pertanyaan yang jelas dan direspon pula dengan penjelasan yang sebenarnya bisa dibilang kurang jelas juga. Tapi karna yang diucapkan kata kuncinya "Tungkal Ilir!" ya menurutku itu cukup, dan bagi merekapun nampaknya itu sudah amat menjelaskan maksud hati bahwa, mobil itu akan menuju Tungkal Ilir. Yak Syukurlah, tak ada lagi yang akan kecewa akan harapan palsu.
Perjalanan 2-3 jam akan dimulai, tapi sepertinya tulisan ini bersambung lagi sampai disini.
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !