Jika dipikir-pikir setiap hari itu selalu ada saja keharusan untuk menentukan keuputusan diantara dua, tiga atau beberapa pilihan. Mungkin karna itu pula sebuah kutipan kalimat pendek "Hidup adalah pilihan" terasa begitu akrab ditelinga kita. Selalu ada momen dimana kita harus sedikit bingung dan mengerutkan dahi hanya untuk memberikan jawaban ya ataupun tidak, antara mau atau tidak mau, salah-benar, gelap-terang, hitam-putih, dll. Bahkan selain dari pada itu ada banyak hal didunia ini yang tampaknya diciptakan berpasangan namun berbeda satu sama lain. Dan untuk itu semua, seringkali kita dengan penuh pertimbangan juga kecermatan berpikir, harus menjatuhkan pilihan atas sebuah pengambilan keputusan.
Misalnya saja seperti malam kemarin. Sekitar jam 19.00 wib saat berniat hendak pergi membeli makanan dan beberapa keperluan lainnya diwarung tak jauh dari tempat tinggalku. Dan saat sedang berlambat-lambat berjalan kaki, dan memang biasanya seperti itu, jalan kaki. Dipertengahan jalan, entah apa sebabnya sampai aku memandangi setapak demi setapak sisi jalan trotoar disekitaran kakiku, seperti dengan khdimat dan penuh konsentrasi. Tak lama, masih terus aku perhatikan dengan cermat jalan kedepan sambil perlahan terus berjalan kaki, kali ini dengan langkah kecil seperti sedang berhati-hati.
Lalu tak lama berjalan kecil, aku seperti melihat kertas berwana agak kekuning-kunigan dijejak langkah yang aku lewati tadi. Karna penasaran, dengan ritme jalan kakiku yang semakin pelan dan sengaja kuperlambat, aku balik menoleh ke arah balik badanku. Aku memperhatikan setiap permukaan trotoar jalan yang kulalui tadi. Dari pandangan yang sedikit samar-samar dengan dibantu pencahayaan sekitaran yang tak terlalu terang. Akhirnya aku dapat menebak yang sedari tadi mengusik rasa ingin tahuku itu, adalah segumpal uang lima ribu mungkin hanya satu lembar. Dan tak jauh dari posisi tersebut, juga ada selembaran kertas berwarna agak keungu-unguan bergulung setengah namun cukup jelas bahwa itu uang sepuluh ribu.
Masih sambil berjalan aku memperhatikan sekitar, apakah ada orang yang terlihat mencari sesuatu. Setelah memastikan rasanya tak ada satupun orang sekitar yang tampak kebingungan. Yang ada hanya sekumpulan orang yang asik melempar cerita dan tawa-rianya. Tadinya maksudku jika ada yang sedang sibuk mencari-cari sesuatu dipermukaan trotoar jalan itu, aku mau memberi tahunya langsung. Tapi karna sepertinya suasana disekitaran TKP tenang-tenang saja, ya aku urungkan niatku.
Lalu tak lama berjalan kecil, aku seperti melihat kertas berwana agak kekuning-kunigan dijejak langkah yang aku lewati tadi. Karna penasaran, dengan ritme jalan kakiku yang semakin pelan dan sengaja kuperlambat, aku balik menoleh ke arah balik badanku. Aku memperhatikan setiap permukaan trotoar jalan yang kulalui tadi. Dari pandangan yang sedikit samar-samar dengan dibantu pencahayaan sekitaran yang tak terlalu terang. Akhirnya aku dapat menebak yang sedari tadi mengusik rasa ingin tahuku itu, adalah segumpal uang lima ribu mungkin hanya satu lembar. Dan tak jauh dari posisi tersebut, juga ada selembaran kertas berwarna agak keungu-unguan bergulung setengah namun cukup jelas bahwa itu uang sepuluh ribu.
Masih sambil berjalan aku memperhatikan sekitar, apakah ada orang yang terlihat mencari sesuatu. Setelah memastikan rasanya tak ada satupun orang sekitar yang tampak kebingungan. Yang ada hanya sekumpulan orang yang asik melempar cerita dan tawa-rianya. Tadinya maksudku jika ada yang sedang sibuk mencari-cari sesuatu dipermukaan trotoar jalan itu, aku mau memberi tahunya langsung. Tapi karna sepertinya suasana disekitaran TKP tenang-tenang saja, ya aku urungkan niatku.
Namun setelah membatalkan niat baik itu. Entah kenapa dipikiran ini seperti ada bisikan menyuarakan "ambil saja jir, ambil. itu namananya beruntung. jarang-jarang loh kesempatan semacam ini. sayang kalo orang lain yang dapat. mending kamu. duit didompetmu kan udah sekarat nian!" sesaat aku tersenyum sendiri penuh arti, entah arti apa dan bagaimana? sempat tersentak akan suara-suara dalam pikiran itu. Tapi dengan segala daya dan upaya, aku tepis segera pikiran setan itu dan segera berlalu. Melanjutkan perjalanan pendekku menuju warung 100 meter didepanku sana.
Dalam pikiran masih terlintas bayang-bayang uang lima ribu dan sepuluh ribu itu. Lalu aku tersenyum sendiri lagi, kali ini dengan selingan tertawa lucu. Dengan berdalih "Kalo memang jodoh, nanti ketemu lagi. Tapi kalo sepulang dari warung uang itu sudah lenyap, berarti ada orang lain yang sadar dan ngambil" pikirku hahahaha. Ya kalopun sepulangku dari warung uang itu masih ada, bukan berarti karna aku pikir "Kalo memang jodoh, nanti ketemu lagi." ya kan cuma ketemu, gak ngambil kan!. Hanya mau memastikan saja, lagian aku sadar itu sudah jelas bukanlah hakku. Di tempat lain pasti ada seseorang entah dimana yang sedang kebingungan mencari-cari 15 ribuanya. Yang jadi pikiranku cuma, sebentuk pertanyaan apakah mampu mereka bertahan disana, berlantaikan debu-debu jalanan. Hingga pada waktunya sang pemilik menemukan mereka dengan penuh haru, dan berkata "Syukurlah uangku ketemu, mana duit tinggal segini-gininya untuk sampai tanggal muda nanti!" Kasihan juga kan jika sampai seperti itu ceritanya. Tapi boro-boro kembali pada pemiliknya, mungkin saja mereka sudah berpindah tempat ke kantong orang yang lalu lalang. Mungkin saja begitu. atau mungkin juga tidak.
Nah dari kisah kecil dari perjalanan pendek aku kewarung ini saja, melahirkan pergolakan bathin yang super rasanya. Pada proses ini, tanpa sadar membuat aku harus mengambil keputusan. Apakah aku akan mengambil uang itu atau tidak. Nyatanya aku tak mengambilnya sepeserpun, lima ribu, ataupun sepuluh ribu, dua-duanya tak ada yang berhasil mencuri imanku. Ya walau hanya perkara lima belas ribu, toh ini soal kejujuran kan? soal kepercayaan bahwa itu bukan hakku. Semua berhak menentukan pilihannya masing-masing bila mendapati hal serupa. Tapi bagaimanpun setelah pilihan itu kita ambil, entah benar atau salah. Untuk yang berikutnya baiknya kita menuruti kata hati, supaya tak ada penyesalan. Kalopun ada penyesalan dari pengambilan keputusan tersebut, itu sudah jadi tanggung jawab masing-masing pula.
Namun sekali lagi, keputusan menentukan pilihan antara ya atau tidak harus aku ambil disini. Apakah aku akan mengakhiri tulisan ini, sebelum semua menjadi terlalu panjang untuk sekedar menentukan pilihan ya atau tidak?
Dan jawbanku, ya!
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !