Langsung ke konten utama

Gajian II : Bukan Gajian Sebenarnya

foto : hasil scan dompet pribadi

Oke tenang tenang saudara-saudari sekalian dimanapun anda berada (kalo ada yang kebetulan nyasar dan baca) ini bisa aku jelaskan begini, bahwasanya hari ini kan tanggal 22, dan karna hari ini tanggal 22 jadi otomatis dua hari yang lalu itu sudah pasti, mutlak, dan tak tergantikan adalah tanggal 20.

Ada apa dengan tanggal 20 memangnya? nah aku jelasin, saat awal aku masuk ditempat kerja yang sekarang ini itu kan sekitar tanggal 20'an bulan mei tahun 2014 lalu. Karna aku masuknya dipertengahan bulan, alhasil mulanya itu aku gajiannya gak seperti biasanya kaum pekerja dimana-mana, yang cairnya kitatahu setiap tanggal/bulan muda, ya hitungannya pokonya seminggu pertama tiap awal bulan deh. Jadi saat itu aku gajiannya beda dari rekan-rekan kerja yang lain. Aku gajiannya itu antara tanggal 20,21,atau 22. Kalo teman-temanku sih ya seperti kebanyakan orang-oranglah gajiannya kisaran tanggal 1,2,3 ya normalnya sih tanggal segitulah, cuma mungkin dibeberapa waktu ada yang lumayan telat juga, telat banget juga ada sih. *Ups maaf boss :v




Sebenarnya hal seperti itu mungkin biasa dan maklum ya dalam pengalaman bekerja masing-masing orang yang notabene jadi seorang karyawan? iya kan! namanya juga ekonomi, kadang naik kadang pula dibawah, kadangnya lagi itu kalo ampun-ampunan banget ya merangkak cenderung tiarap. Tapi alhamdulillah juga gak sampe tertelungkup dan tak bisa jalan, alhamdulillah masih terus berusaha bangkit dan maju.

Kalo untuk sekarang mulai diawal tahun Januari kemarin gajiku waktunya disamain dengan yang lain, ya pindah ke tanggal/bulan muda, dan syukur alhamdulillah ada sedikit pergeseran meningkat untuk hitungan gajiku, walau tak banyak itu cukup mengobati kelukaan pada kantong kering dan dompet ku yang tepos tak berdaya itu, kasihan dia kurang nutrisi.

Kayaknya omongan ini udah kayak pengamat ekonomi segala ya, hahaha tak ada maksud terlalu serius untuk ngebahas gajiku sih, ya kalo pun mau dibahaspun gajiku tidaklah begitu istimewa, ya jadilah untuk bertahan hidup untukku seorang diri yang jauh dari rumah. Meski jarak yang membentang hanya 2-2 setengah jam.

Seperti yang aku bilang barusan, tak ada maksud serius ngebahasa gajiku, apalagi detail angkanya, bukan itu tujuannya. Tujuanku sebenarnya hanyalah bernostalgia dari pengalaman gajian ini. Ditanggal segini itu, tanggal-tanggal 20,21, 22, dan 23, dulunya bukan hanya tanggal gajianku pada masa awal masuk ditempat kerja sekarang sebagai desainer level percetakan.

Saat ditempat kerja sebelumnya pun waktu gajianku juga kisaran tanggal 20'an itu, cuma bedanya dulu itu walaupun gajiku kecil banget untuk kaliber seorang mahasiswa s1 yang kere dan ganteng. Tapi ada tapinya, dulu itu gajiku tak pernah telat diberikan bosku, paling cuma telat sehari. Nah itu ketika aku masih sibuk berkarir didunia IT, iya saat itu berkecimpung pada bidang internet divisi WARNET. Ho'oh operator warnet! dapat shift sore-malam pula. untuk pagi sampe sorenya itu adikku Unik yang bertugas. Kalo sekarang bisa dibilang aku ini pensiunan operator warnet kali ya!

Yang ngasih tau aku sih dia juga. Jadi walaupun status kekeluargaan aku ini abangnya, tapi untuk ditempat kerja aku masih juniornya. Mungkin saat itu sebenarnya bisa saja aku cari kerja ditempat lain yang gajinya lebih bersahabat dan oke buat perkembangan ekonomiku. Cuma bagaimana lagi ya, namanya juga sudah jatuh hati pada gemerlapan dan luasnya dunia maya yang kita sebut internet itu. Aku terima saja tawaran itu. Bisa dibilang hobby yang dibayar juga sih.

Dan disaat-saat seperti ini, ditanggal 20'an ini, walaupun belum lama sekali berlalu. Rasanya aku cukup merindukan masa itu. Yang bikin aku rindu juga ya anaknya bossku disana, anaknya lucu, masih umur-umuran anak TK saat itu sekarang sih sudah masuk SD kata adikku. Tu bocah selain lucu juga bisa bawel, bisa marah, bisa bete, bisa ngajakin becanda, bisa tiba-tiba ngeledek aku dengan manggil "bang ajir burok!" artinya sama dengan "bang ajir jelek!" katanya, itu pake logat bahasa melayu didaeraku sana. Hahaha ngangenin banget  tuh anak, aku 2-3 kali pulang, dan sesekali kewarnet itu tapi belum pernah ketemu dia, soalnya setiap kesitu pasti malam terus. Mungkin dilain kesempatan aku mau coba datang agak siang. Mau lihat apa reaksinya lama gak ketemu aku, soalnya sebelum-sebelumnya saat aku masih kerja diwarnet itu, setiap aku pergi keluar kota baliknya pasti bawain dia oleh-oleh, entah itu tempat pensil, buku, ataupun alat gambar. Kata adikku sih beberapa kali dia sempat nanyain aku, "bang ajir kapan balek kak unik?" katanya penuh tanya dengan serius ala anak-anak.

Namanya Yasmin, nih anaknya 


YASMIN : foto ini aku ambil saat masih kerja jadi operator warnet
ini kita lagi mainin buaya karet yang disodor-sodorin ke orang-orang yang main diwarnet itu.





Komentar

  1. Hidup emang indah kalau berusaha dari 0, kalau udah bisa sampai angka 9 terasa indah. Cuma namanya hidup kadang ada naik turunnya. Tapi paling gak kita bisa belajar banyak dari pengalaman yang didapat untuk mencapai angka 9 itu.
    Kan gak ada yang instan. Ada yang instan si, pas dia jatuh pasti sakit banget. Beda yang dilalui dengan perjuangan, mereka udah terbiasa.
    Karena keterbiasaan itulah mereka cepat naik lagi.

    Dari tadi aku ngomong apa si...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bang jika dipikirkan dengan serius perjuangan itu mungkin begitu sulit dirasakan
      tapi itu hanya sebatas memikirkan kan? dimana bila hanya memikirkan kita cm bisa jalan ditempat. Bukankah kita harus melewatinya ya, dengan belajar dr banyaknya pengalaman orang-orang sukses aku mengerti, tak ada sukses semudah mengagas kalimat bijak, pasti semua melalui proses panjang kan!

      mungkin itu lah naluri kebapakanmu sudah semakin muncul dan berkembang bang.


      Hapus
  2. Yes.... gajian.... naek gaji.... traktiraaaaannnnn..... woohooowww :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yo mari-mari, mari kita kasbon masal bruakakakaka

      Hapus

Posting Komentar

attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p