Langsung ke konten utama

Mempersiapkan Langkah

Untuk hari ini rasanya tak ada hal yang begitu menarik untuk aku tuliskan. Mungkin sebenarnya ada, hanya saja problem itu ada pada diriku. Dimana aku masih sering terpaku dan sulit menyimpulkan keseharianku, masih belum begitu terbiasa merangkum setiap hal yang aku amati dan perhatikan, masih terkungkung dan susah untuk mengeksplor lebih jauh yang bisa aku gagaskan dalam sebuah bentuk tulisan. Ada apa ini? apa ini mendakan kalo hal-hal yang terjadi dan bersinggunga dengan hidupku masih terlalu biasa, atau malah biasa banget. Entahla bagaiamana aku bisa menilai itu. Tapi setelah ini semua, aku rasa beberapa waktu yang akan datang ini kemungkinan akan banyak hal yang memperkaya cerita hidupku yang terkesan basi ini.



Karena kebetulan beberapa waktu kemarin aku sibuk berinteraksi dengan sebuah badan usaha penerbit & percetakan "Sali Media Indonesia" yang sedang hangat aku ceritakan terus akhir-akhir ini itu. Nah jikalau atas seizin tuhan aku resmi bisa ikut tergabung dalam penerbit & percetakan itu, yang dengan kata lain aku diterima bekerja disana. Jelas atas hal itu akan ada hal-hal yang berubah dari ku, bukan perubahan yang terjadi pada fisikku. Melainkan pada pola keseharianku. Dimana biasanya kalo seperti saat-saat sekarang ini kan kegiatanku taklah banyak, hanya kerja, tidur tak teratur, makan pun begitu, dan sering pake prinsip masa-bodo untuk sesuatu yang tak aku hiraukan. 

Namun bila saat dimana nanti aku sudah pasti diterima bekerja dipenerbit itu, yang pertama berubah dari pola  hidup dan keseharianku tentunya tempat tinggal. Dengan pindahnya aku untuk bekerja dikota, jelas pula bahwa aku harus segera mencari tempat untuk sehari-hariku berteduh dan beristirahat, yang mana pastinya aku harus segera mencari tempa kost-kostan. Nah ngekost ini salah satu yang akan jadi hal baru dalam hidupku. Iya, sebelum-sebelumnya tau sendiri, aku ini belum pernah begitu jauh dari rumah untuk waktu yang lama, lain cerita bila membahas masa-masa KKN saat zaman kuliah kemarin. Karna sebelumnya aku sendiri yang kuliahnya hanya didalam daerah kota tempat tinggalku, jadi apa-apa ya cuma diseputar sini-sini saja, tak pernah pergi jauh kemana-mana. Kota tempat tinggalku ini juga hanya kota kecil kok, ya namanya juga daerah kabupaten. 

Dengan tempat tinggal yang baru apalagi aku hanya sendiri dan sudah terpisah lumanyan jauh dari keluarga, otomatis karna aku mulai berusaha bertahan dan hidup sendiri, segala hal yang aku lakukan dan ingin lakukan, harus benar-benar dengan pertimbangan dan turut campur pemikiran yang matang. Ya iyalah, ini tandanya aku harus mulai hidup mandiri dengan sejati, harus melalui berbagai hal dan mengambil setiap keputusan serta tindakan dengan penuh kecermatan, kedewasaan, dan kematangan dalam mengatur setiap tindak-tanduk dalam perjalan kehidupankku. 

Sebenarnya hal seperti ini sudah lama aku ingin lakukan, tapi mungkin memang baru bisa kesampaian sekarang-sekarang ini. Selain memang aku tertantang ingin merasakan pengalaman seperti ini, hal lain yang ada dipikiranku ya  tentang sedikit kegelisahan dan keresahanku jika jauh dari keluarga. Ya sebenarnya hal seperti ini rasanya cukup membuat malu jika terlalu dibahas untuk seseorang yang ingin mencoba hidup dengan mandiri. Tapi rasanya hal itu sulit untuk dipungkiri juga bahwa dalam hati dan pikiran, masih saja sepercik tentang hal-hal tersebut sulit untuk diabaikan. 

Sejujuranya yang seperti ini aku rasa tak begitu mesti diabaikan dan tak dipikirkan, malah dengan begitu dari segala sesuatu yang selalu terpikirkan dan teringat tentang semua yang ada dirumah, entah itu ibu, bapak, adik-adik, atau keluarga lainnya, akan jadi motivasi kita untuk bisa sekuat tenaga dan kemampuan kita masing-masing membahagikan dan selalu ingta kepada mereka semua. Rasanya aku masih sedikit tak kuasa memikirkan hal itu nanti, tapi ya optimis sajalah yang bisa aku lakukan. Seperti banyak petuah dan nasehat bijak dari kebanyakan orang, bahwa untuk mencapai kesuksesan yang hakiki itu memang harus dimulai dengan "ketiadaan", "kesederhanaan", "ketidak-punyaan", ya memang sepertinya setelah ini, saat petulanganku hidupku dimulai esok, yang paing menentukan proses hidup dan kesuksesan yang ingin dicapai itu ya aku sendiri. Aku lah yang mesti benar-benar pandai menjalani bila saat itu tiba. 

Tentunya bukan dengan jiwa yang penuh kesombongan dan kearoganan bahwa semua hal dan segala sesuatu bisa aku lakukan sendiri mulai saat ini, rasanya tidak seperti itu. Tentu aku sangat membutuhkan orang lain dibelakangku untuk selalu mendukung dan menyemangatiku akan setiap hal. Tak lain yang pertama orang-orang itu adalah Ibuku, ya ibu yang selalu setia mendo'akan agar anak-anaknya mampu tumbuh dan menjadi orang yang berguna, yang sukses, yang tak lupa dari mana dia berasal. Ibuku adalah orang pertama yang ada dibenakku saat aku jauh darinya. Semoga saat aku sudah mengadu nasib dikota nanti, beliau selalu berada dalam lindungan Tuhan dan selalu diberi kesahatan lahir dan bathin, Aamiin. Tak lupa pula Bapakku yang selalu bersikap tegas dan keras, yang mana sebenarnya aku yakin bahwa beliau selalu mensupport kesuksesan anak-anaknya, selalu menjadi ayah yang bertanggung jawab atas keluarganya, dan menjadi imam untuk sebuah tujuan mulia. Selalu tunduk dan taat pada perintah Allah SWT dan meninggalakan setiap larangan-Nya. Walaupun sampai saat ini jika berinteraksi dengan bapakku aku masih sering melakukan kesalah dan kekhilafan, aku percaya bahwa sebenarnya Dia sangatlah menyayangi anak-anaknya. Itu semua Ia lakukan pasti bertujuan untuk menjadikan kami anak-anaknya sebagai manusia yang tangguh dan mampu hidup ditengah kerasnya dunia. Terima kasih selalu bapak, semoga tuhan selalu merahmatimu dengan keberkehan, kesehatan, dan rezeky halal dan berkecukupan. Lalu kepada adik-adikku Sri Wahyuni dan Sovia Andani, semoga segala cita-cita yang kalian impikan dapat terwujud, dan semoga kita bersama mampu membahagiakan kedua orang tua kita. Aamiin

Tak lupa kepada nenekku, om-tanteku, dan setiap anggota keluarga yang selalu tak lupa memberi kami dukungannya atas apa yang kami lakukan. Semoga kalian semua selalu dalam lindugan-Nya dan diberi kesehatan jasmani dan rohani. Aamiin

Waah berasa kayak mau pidato ya! hehehe tapi tak apalah, ini semua memang do'a yang selalu jadi pengharapan dan keinginannku. Semoga tuhan selalu menyertai langkah kita semua

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p