Langsung ke konten utama

Kehilangan Sendal

"Aku ucapkan selamat kepada yang telah berhasil memulangkan sendalku kerumahnya saat setelah jum'atan tadi, itu merupakan suatu moment yang patut disyukuri dan sekaligus menohok untukku, ini untuk kali pertamanya terjadi dalam sejarah hidupku. god job men!"


apa yang bisa kamu tangkap dari paragraf bercetak tebal diatas? sudah begitu jelas tergambar dikepala kan! Itu adalah isi status facebooku yang aku expresikan atas kekurang beruntungan yang terjadi padaku tadi siang. Iya hari ini adalah hari yang bisa dibilang cukup sial untukku. Bagaimana tidak, siang tadi ketika aku keluar dari mesjid usai jum'atan, na'as sekali saat aku mengamati jejeran sendal dipelataran mesjid tempat dimana aku sholat jum'at tadi siang. Eh sepasang sendalku tak menampakkan wujudnya sama sekali, memang itu hanya berupa sendal jepit biasa berwarna putih-ungu, iya emang biasa banget sih. Tapi itu baru sekitar seminggun ini aku beli. Kalo gak salah harganya 10 ribu'an waktu aku beli kemarin itu, iya sepertinya harganya segitu. Murah sih memang murah, tapi ini bukan masalah harganya, sendal ini baru-baru aku beli. Ya kalo sudah aku pake berbulan-bulan sih gak apa-apa, aku mungkin bisa rela. Ini baru semingu men, seminggu.

Heran ya, kenapa ada orang seperti ini! Padahal hari jum'at, dimesjid lagi. Niatnya kita kan mau ibadah, eh ada saja yang pikirannya seperti ini. Memanfaatkan kesempatan yang rasanya salah tempat. Bukannya membenarkan jika ini dilakukan ditempat lain sih, masalah sekali lagi ini mesjid. Apa tu orang memang datang kemesjid untuk niat maling sendal! beraksi disaat semua orang berbenah dan memperbaiki diri, beribadah, berbuat baik.

Kalo dipikirkan secara biasa mungkin ini sering terjadi dimana-mana ya. Mungkin juga bukan hanya hari jum'at saja, walau lebih sering terjadinya hari jum'at. Tapi coba kalo kita pikirin secara serius, gilaaa, ini sungguh memalukan bagi umat islam. Ada saja umat yang mencurangi, menjahati sesamanya dihari yang mana seharusnya dilalui dengan beribadah dan berbuat baik. Apa kata umat agama lain coba? Harusnya kita dihari mulia seperti jum'at ini, kita bisa kompak beribadah secara menyeluruh sebagai kesatuan umat islam. Ini gak, ada segelintir orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingannya sendiri tanpa mikirin orang! eh namanya juga maling ya, mana dia peduli.

Lalu setelah beberapa detik memerhatikan sekitar jejeran sendal dipelataran mesjid itu. Aku tak banyak bergerak kesana-kemari mencarinya. Aku cuma memandang secara luas kesetiap sudut pelataran. Aku juga tak begitu sibuk menanyai orang apakah melihat sendalku, rasanya itu tak mungkin dan mustahil. Ya mana dia taulah ya, sendal sebanyak itu. Aku masih sedikit memerhatikan lagi dari berbagai arah, ah aku pikir sendalku itu sudah syah hilang, iya sudah jelas banget hilangnya. Melihat itu aku tak lantas marah ataupun sekedar ngoceh sendiri karna kehilangan sendal. Gak, aku pikir itu percuma. Aku malah sedikit tersenyum. Sialll sendaku hilang, rasanya ini untuk pertama kalinya terjadi kehilangan sendal saat jum'atan.

Aku sempat berpikir, lalu kalo  begini bagaimana aku pulangnya? pakai apa aku? sedangkan aku kemesjid tadi jalan kaki senidir dari rumah. Mesjidnya memang gak begitu jauh sih dari rumahku, paling sekitar 400-500 meter. Cuma kalo aku nyeker untuk balik kerumah rasanya itu cukup memalukan dizaman sekarang ini. Lain cerita kalo ini dizaman penjajahan jepang ataupun belanda dulu, lagian ngapain ngebayangin sampai segitunya ya!

Sempat sebentar aku mikir, apa harus aku pake sendal orang dijejeran ini secara random untuk pulang kerumah. Aghhh kalo gitu ya apa bedanya aku sama si maling sendal itu ya, sama-sama nyusahin orang.
Gak ah, aku tepis pikiran licik itu. Bagaimana nanti saja.

Akhirnya aku pasrah, dan segera mecoba melihat-lihat orang-orang yang ingin pulang dari mesjid. Aku bermaksud mencari siapa tau ada kenalan atau tetangga yang lagi bawa kendaraan, jadi niatnya aku mau nebeng gitu, gak apa-apalah ya. Lirik sana, lirik sini, eh ada juga orang yang aku rasa tetanggaku. Oh itu orang rumahnya sejalan dan dekat dengan rumahku. Pak Hamzah, tapi aku manggilnya Om Hamzah.

"Om om, balek dewek'an kan?" aku bertanya padanya dgn logat bahasa setempatku (bahasa melayu)...

"Oh, iye nih" dia mengiyakannya...

"Kalo gitu aku ikut ye om?" aku memohon untuk bisa ikut pulang dengannya ...

"Bise bise" kata beliau...

"Sendal aku ilang" aku bilang begitu ke dia...

"Astagfirullahalazdim, ilang ye!" dia kaget sambil istigfar...

"Iye om, ay payahlah kalo sudah jum'atan nih" aku menjawabnya...

"Sendal aku pun ilang juge beberape jum'at kemaren!" rupanya dia juga baru-baru kehilangan sendal

"hehe oh baru keilangan sendal juge ye om?" aku sedikit tertawa kecil sambil memastikan kehilangannya...

"iye, baru beberape jum'at kemaren" katanya menjawab...

"payahlah lagi kalo sudah jum'atan nih, kalo kagek awak ngambek sendal orang, tak ade bedanya awak same maling tu dk om! tak ade habisnye pulak agek" aku meneruskan pembicaraan dengannya saat dibonceng pulang...


"hehehe iye, tak ade habisnye pulak dak" dia menambahkan...

"hahahahaha iye terus-terusan pulak dak" kami tertawa bersama diatas motor saat pulang itu


Begitu sekiranya sebagian pembicaran kami tentang kehilangan sendal itu. Aku pikir syukur lah ada kenalan dekat rumah, jadi bisa pulang dengan aman. Ya walupun kekesalan masih bersarang setidaknya bisa pulang tanpa jalan kaki sambil nyeker. Diatas motor saat dibonceng, aku masih sedikit malu memperhatikan kakiku sendiri sambil tertawa geli dan mengumpat dalam hati, siall nian kah.

Tak lama kamipun sudah mendekati rumah masing-masing. Om hamzah itu mengantarkan aku kedepan rumahku.

"Makasih ye om"

"hehe Iye same-same" katanya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Sakit

Hari ini mungkin saya akan pulang dari rumah sakit setelah satu Minggu  saya dirawat di rumah sakit di daerah saya RSUD KH. DAUD ARIF Kuala Tungkal ini dengan diagnosis Asma dan Infeksi Paru / Pneumonia. Saya dirawat tepatnya mulai dari malam Minggu 12 April  2025 lalu, di mana sebelumnya pada waktu menjelang magrib sepulang saya bekerja saya terlebih dulu datang berobat ke klinik Ananda Medika yang terdekat dari rumah saya di jemput dan sekaligus diantar adik saya. Hanya saja karena kondisi saya saat itu dirasa cukup kritis maka saya dirujuk secepatnya ke rumah sakit, dan hari perawatan pun berjalan sampai hari ini. Adapun kondisi kesehatan saya sudah cukup membaik dari hari ke hari. Dan hari ini saya juga  berharap bisa segera pulang karena sudah mulai merasa bosan. Sebenarnya saya sudah mengidap asma sejak lama sekali, sudah dari dulu kala, sudah semasa kecil, sudah seumur hidup ini. Jadi bisa dibilang saya sangat akrab dengan sakit asma itu sendiri, dan bisa dibilang...

Menulis Dengan Baik

Dari dulu tuh semenjak pertamakali saya belajar komputer dan mengenal internet waktu SMA sekitar tahun 2005. Saat itu saya suka sekali membaca blog, atau mungkin bisa disebut jatuh cinta. Dulu itu YouTube tidak seperti sekarang, belum banyak tutorial ini dan panduan itu, ada tapi belum beragam referensi. Kreator videonya juga kebanyakan dari luar negeri , jadi ya benar benar memang sedikit referensi. Jika pun saat itu ada kreator video dari Indonesia, kebanyakan dari kalangan penulis, seniman, dan jurnalis,, namun dengan internet yang semakin berkembang, penulis blog juga mulai bermunculan dari waktu ke waktu, semakin banyak. Apalagi sejak era Raditya Dika berhasil membukukan blognya, ada banyak juga orang yang ingin mengikuti jalannya, ya siapa yang tak ingin ceritanya yang ramai dibaca di blog bisa dibukukan juga saat itu. Kalau kata orang orang sih, hidup dari passion, berdaya dan menghasilkan dari hal-hal yang gemar dilakukan. Bahkan saking terinspirasinya saya pun ingin seperti...

Pelajaran Dari Anak Kucing Calico

Persis pada hari Minggu sepekan yang lalu, saya dan adik bungsu saya sedang joging sore atau mungkin lebih ke jalan kaki sore. Seperti biasa dalam langkah yang berpacu itu, kami melakukan pembicaraan yang lompat-lompat, kadang membahas ini, nanti membahas itu. Lalu setelah sekitar 500 meter berjalan, kami melewati jalan setapak yang kiri kanannya masih banyak semakin belukar,  Tak lama berjalan saya seperti mendengar suara anak kucing. Semakin kami berjalan maju, suara itu semakin jelas terdengar, di pertengahan jalan setapak itu, di pinggirannya  ada seekor anak kucing kecil belang tiga atau kalau istilah kerennya kucing Calico. Saya dan adik pun heran di jalan yang sepi dan cukup jauh dari pemukiman warga, bagaimana mungkin ada anak kucing kecil sendirian? Saya ambil kesimpulan kalau kucing ini dengan sengaja dibuang oleh orang tidak punya hati dan bodoh pula. Ditambah lagi di dekat anak kucing yang kami temukan, ada kertas bungkus nasi yang mungkin dijadikan alas makanan un...