Hallooooooooooooooooo epribadeh (berasa kayak banyak yang baca) mau cerita lagi nih, kalo hari ini sedang yang mengalami gejolak rasa yang tiada terduga dan tak menentu emosinya. Apaantuh? lebay banget! bukannya gitu, karena hal ini sepertinya memang harus benar-benar diekspresikan dan diceritakan, soalnya kan dari beberapa waktu ini aku selalu membahas tentang kegiatanku yang tengah melakukan proses lamaran kerja dengan sebuah badan usaha penerbitan dan percetakan yang ada dikota jambi sana, SALIM MEDIA INDONESIA itu.
Adapun gejolak rasa yang tiada terduga yang kumaksud itu adalah tentang bagaimana seharusnya aku melewati hari ini. Sore tadi setelah kira-kira pukul 3 lewat, tiba-tiba saja gigiku sakit, sumpah sakit banget aghhh, tau dan ngerasain sendiri kan bagaimana gak enak dan tersiksanya sakit gigi itu. Sampai jam 6 magrib pun cenat-cenutnya belum mau enyah dari mulut ini. Heran betah sebanget dia bersarang disana. Tsumpah hari ini jadi begitu tak berdaya aku dibuatnya walau hanya sebentar.
Lalu berhubung juga dengan gejolak rasa tak terduga lainnya yang aku alami itu, tentang proses lamaranku itu, setelah sekian waktu berlalu dengan penuh harap dan cemas, akhiranya memasuki babak barunya. Yesss aku pun dikabari oleh bapak pemimpinnya untuk segera secapatnya datang dan menemuinya dijambi untuk sebuah diskusi dan interview yang nyata dengan saling bertatap muka. Itu adalah sebuah kabar yang sangat menggembirakan saat ini tentunya. Yang mana padahal beberapa hari ini juga kami saling berinteraksi lewat kolom chat facebook berdiskusi dan tanya-jawab ini itu. Rasanya seperti interview via online saja, hanya saja diskusi kami tidak terlalu tegang seperti biasanya situasi dan kondisi saat orang sedang interview. Dari yang aku perhatikan bapak pemimpin itu sih memang tidak terlihat (terbaca: karna via teks) teganng, hanya aku sendiri saja yang setiap memberi respon ke bapak itu agak tegang, maklum takut salah ngomong. Namanya juga sedang berinteraksi dengan calon boss (mudahan diterima sih lamaranku :D).
Oh iya saat diawal-awal interaksi dengan beliau, karna aku sempat bilang aku juga tertarik dengan dunia tulis-menulis, eh bapak itu nanya; "Muhajir juga penulis?" aku tak begitu mengira kalo bapak itu akan begitu detail menangkap penjelasanku tentang salah satu ketertarikanku itu. Dengan itu lalu aku jawab kalo aku masih penulis blogger biasa, dan masih pemula juga. Lalu yang lebih tambah mengejutkanku, bapak itu mau tau blogku, jadi dia minta link blogku dalam obrolan kami via chat itu, aku sedkit tersentak karena terkut dan diam sejenak. Aku sempat berpikir apakah akan aku kasih atau tidak ya linknya? aku masih sedikit berpikir keras, bagaimana kalo bapak "Fajrin Nurpasca" (nama beliau) itu membaca tulisan-tulisan diblogkku, pasti donk ada sedikit kekhawatiran jika atasan / calon atasan kita membaca setiap hal yang kita tulis! Apalagi dengan sedang berlangsungnya proses lamaranku itu, aku juga menuliskan setiap hal yang aku lewati tentang proses itu. Aku pikir bisa gawat nantinya! Kecemasan dan macam-macam prasangka pun muncul. Apakah itu sebuah ketakutan kalo nanti ketahuan nyeritain hal yang aneh-aneh, membahas sesuatu yang tak pernah tampak pada diri kita dalam kenyataan yang terjadi. Apalagi bila ada cerita kekekesalan yang mendalam pada atasan, dan malah lebih buruknya menceritakkan aib-kejelekan boss atau bisa juga menceritakan sesuatu yang penuh dengan fitnah, ya ampun mungkin jika ada yang seperti itu baiknya segera resign dari pekerjaanya dari pada harus empet sakit hati, memendam perih, dan membuat semuanya jadi sesuatu yang buruk.
Tapi alhamdulillah sih, perasaan dan pertanyaan dikepala seperti itu aku tepis. Aku mencoba berpositive thingking, ya akukan tidak seperti itu, rasanya aku tak pernah bermasalah dengan orang lain dengan begitu dalam samapi harus memendam, apalagi jika sampai menulisakannya. Aku menegaskan diri, kalo aku tak pernah seperti itu, aku tak pernah punya musuh, tanpa sepengetahuanku sih rasanya tidak ada, entahlah kalo ada yang mau menghabiskan wamtunya denganku ketimbang lebih asyik berteman, karna aku ini walau biasa bisa terlihat seperti orang yang pendiam, sebenaranya bila komunikasi yang terjalin itu chemistrynya dapet dan nyambung, ya aku bisa saja gila-gilaan bareng dengannya, bukannya jadi orang gila loh, coret pikiran menakutkan itu. Ya tentunya gila-gilaan yang masih dalam hal yang tak melewati batas-batas norma yang ada.
Ya kalopun bapak itu sempat membaca sedikit, banyak atau malah ketagihan membaca tulisanku (ngarep) mungkin dia patut mempertimbangkan aku untuk bergabung dibawah kepemimpinannya, sykur-syukur setelah dia khilaf berkunjung dan membaca setiap tulisanku diblog ini, dia juga mau mempertimbangkan gaji yang besar untukku. Itu juga kalo beliau khilaf sih, rasanya dia mungkin tak akan betah menghabiskan lama waktunya membaca antologi curhatan modus ini. Hahaha
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !