Langsung ke konten utama

It's A Wrap!!!


Piuhhhhhhhh Alhamdulillah kelar juga urusan proposal skripsi untuk sementara tahap awal ini. gila betul tekanan stressnya, dari yang awalnya nyiapin 3 judul proposal skripsi untuk diajuin kepihak kampus, walau dengan H2C alias harap-harap cemas tapi waktu menghadap dosen untuk minta acc atas 2 judul yang disetujui dari 3 judul yang diajukan, alhamdulillahnya sebenarnya ke-3 judul itu dapat respon yang baik dari sang dosen, cuma berhubung hanya 2 proposal yang akan disetujui untuk 1 yang akan diseminarkan dan 1 lagi sebagai judul pendamping kalo-kalo ditengah jalan judul pertama mengalami masalah yang rumitnya nggak bisa diatasi, ya terpaksa dialihkan ke judul yang kedua ini, bisa dibilang serepnya lah :D

Nah untuk proses pengajuan 3 judul hingga diseleksi jadi 2 judul berjalan dengan lancar dan tanpa tetek bengek disuruh rubah atau poles judulnya lagi biar lebih relevan kayak beberapa temen mahasiswa yang lain, alhamdulillah judul yang aku konsep sendiri bisa diterima, malah yang biasanya dosen yang milih 2 judul yang layak masuk seleksi, eh ini aku yang disuruh untuk milih yang mana aku mau dimasukkan dalam 2 terbaik seleksinya. hahaha syukur alhamdulillah bener deh untuk proses ini.

Lalu masuklah dalam proses penggarapan proposalnya, iya kemaren kan baru judulnya saja yang diajuin. jadi selanjutnya ya menuangkan berbagai kalimat dari pikiranku, dibalut dengan bumbu-bumbu kutipan dari beberapa referensi buku juga internet (kayaknya nggak pernah ketinggalan jadi bahan rujukan referensi).
Yang mana sebenarnya ke-3 judul yang jadi 2 judul itu merupakan riset atau penelitian yang aku konsep itu aku konsentrasikan semua pada riset kepustakaan, ya dari penelitian yang referensi data dan permasalahannya bersumber dari buku-buku juga literatur-litartur berupa artikel di internet (lagi), dan berdasarkan fenomena sosial yang berkembang.

Kembali pada 2 judul yang masuk seleksi, jadilah aku harus dan mau tak mau harus mau untuk merampungkan penggarapan ke-2 proposal atas 2 judul yang terpilih itu. gila bayangkan saja aku yang sering tak disiplin dan tak tepat waktu untuk setiap urusan administrasi kuliah, lagi-lagi mengulangi kebiasaan burukku itu, yang mana waktu terakhir pendaftaran untuk bisa ikut dalam seminar proposal itu seharusnya tinggal kurang dari 2 minggu, eh aku malah baru mau ngajuin judul (jangan ditiru untuk yang ini), padahal sudah dikasih arahan jauh-jauh hari sebelumnya bahkan sudah diumumkan sebulan sebelum tanggal terakhir registrasi seminar. memang nekat bukan? yang jelas memang tak disiplin yah!

Trus proses inipun aku lalui dengan penuh ketegangan, tegang otak yang jelasnya. karna akibat keteledoranku yang tak disiplin ini sungguh menyita energi dan pikiran akibat dipaksa menyusun penggarapan 2 proposal  itu dengan tergesa-gesa dan yang bikin tambah stress tingkat kabupaten itu, buku-buku bahan referensi kutipan yang mau aku masukkan dalam konsep proposalku itu tak lengkap, masih banyak kekurangan referensi buku. bagaimana tidak, kan proposal yang sudah aku rencanakan dari awal itu berdasarkan riset kepustakaan. jadi memang betul-betul kram otak aku dibuatnya.

Waktu kewaktu pun berlalu, dan akhirnya pada 3 atau 2 hari menjelang penutupan registrasi, proposalku pun selesai dan proposalkupun  siap aku daftarkan untuk ikut presentasi seminar. Piuhhhh pada posisi ini aku bisa sedikit narik nafas lega untuk kepanikan-kepanikan dan stress tingkat kabupaten berikutnya yang bakal menunggu didepan nanti. waktu terdekat didepannya sih, ya kembali H2C untuk persiapan mental fisik juga bathin atas presentasi seminar yang akan berlangsung. Tak sabar sih rasanya untuk melewati proses ini, cuma tak kuasa juga untuk degdegan menghadapi keteganngan yang terbayang. Tapi alhamdulillah lagi tak henti-hentinya aku diberi kelancaran untuk menyelesaikan momen meneganggakan seperti ini, yah walau nggak terlalu lancar sih tapi bisa terlewatilah. Selesai? belum waktunya, masih ada beberapa lagi yang akan dilalui.

Setelah proposalku selesai diseminarkan, masih ada proses demi proses yang tak pernah luput dari tiap mahasiswa yang berhasil melalui masa presentasi seminar, terereng yaitu perbaikan. perbaikan atas kesalahan demi kesalahan yang terdapat dalam penulisan dan penyusunan proposal itu sendiri. dan tahukah kamu, point yang berhasil aku catat sendiri itu ada sekitar 12 kesalahan yang harus diperbaiki, baik itu dari penulisan dan penyusunannya. Yang penting sih nggak disuruh perbaiki nama ya! hahaha

Dan karna ada sedikit agenda yang mau aku lakukan setelah seminar ini, sorenya aku berencana pergi ke desa tempat dimana aku pernah menjalani masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) bukan KKN (Korupsi Kolusi & Nepotisme) yang nggak banget itu. karna disana akan ada acara yang cukup besar bagi desa itu, sekalian memenuhi undangan dari orang-orang didesa itu. Yang bagiku dan juga kelompokku KKN saat itu sangat baik dan bersahabat sekali dengan kami. terbukti saat kami menjelang hari kami pulang dari masa KKN kami yang terhitung kurang lebih 2 bulan itu, terhitung ada 4-5 kali perpisahan ditempat yang berbeda hahaha sungguh moment yang mengharukan sekali saat itu berlangsung.

Oya jadi kebanyakan cerita ke lain hal, kembali ke proses perbaikan yang harus aku lakukan atas kesalahan dalam proposal skripsiku itu.Nah karna saat sore setelah seminar saat paginya, aku dan teman-teman kelompok KKN ku pun kedestinasi kami dengan mengendarai motor trus harus nyebrang pakai perahu, iya perahu, motornya pun kalo mau ketempat tujuan kami itu juga harus ikut nyebrang dan juga harus naik diatas perahu itu. bukan perahu besar, yaa kira" sepanjang kurang lebih 4-5 meter yang lebarnya cuma setengah meter lebih dikit. Gimana ngebayanginnya? parno nggak? bener! kami harus menyebrangi sungai berjarak 150'an meter lebih. dan setelah sampai saat sore tentunya kami menginap sehari disana soalnya acaranya berlangsung malam, bukan acara dangdutan nih ya! tapi acara keagamaan. bisa dibilang MTQ tingkat desa lah. Dan kebetulan salah satu teman kelompok KKN ku yang juga memang seorang Qori (taukan Qori?) ikut dalam kompetisi itu yang mana ia diminta mewakili desa itu, desa tempat kami KKN.
Wah masih berputar pada hal ini terus nih, tak apalah tanggung. Besoknya sekitar jam 10an lewat kami pun pulang.

Dan setiba di Kuala Tungkal (nama daerah tempat tinggalku yang merupakan salah satu kabupaten di provinsi JAMBI), aku kembali harus mengalihkan konsentrasi ke perbaikan yang mana waktunya pun deathline cuma seminggu. Beh aku pun dilanda panik tingkat kabupaten (lagi-lagi), karna kalo masih terus dapat perintah perbaikan, kapan lagi aku bisa nyeleseinnya. Yang seminggu saja otak dan pikiran ini dibuat layu selayu-layunya layu, apa lagi kalo nanti tinggal 3 atau 2 hari, bisa-bisa keder aku dibuatnya.

Dan tibalah saat hari terakhir yaitu tadi tertanggal 14 september 2013 tepatnya tadi, setelah aku berhasil menyelesaikan perbaikannya semalam (bayangkan sedekat itu dengan hari terakhir). Akupun menyerahkan berkas-berkas lampiran dan tak lupa proposalku yang sudah megalami perbaikan sana-sini akhirnya disetujui juga untuk dapet surat riset supaya bisa diteruskan untuk dilanjutkan menggarap SKRIPSI, tring :) sesaat keluar dari ruangan dosen yang sudah ngasih acc persetujuannya atas proposalku yang sudah direvisi. Aku serasa jadi orang yang murah senyum, senyum terus walau nggak ada orang didepannku. Hahaha parah, ini lah ekspresi alami orang yang lagi lepas bebannya dari rentetan fenomena perbaikan proposal skripsi, memang sih masih ada yang harus disempurnkan lagi, tapi aku rasa sudah bisa diatasi nanti (sombong dikit).

Rasanya aku mau bilang WOW terus sepanjang jalan pulang kerumah, tiap ketemu orang mau kenal atau pun nggak kenal rasanya ingin teriak WOW didepannya, tapi itu tak akan mungkin terjadi karna aku masih sadar kalo nanti itu terjadi, akau bakal dapat gelar gila. hahahah

ehhh sudah menunjukkan pukul 00:06 wib, waktunya pulang dari kursi panas operator warnet ini.
Salam hangat penuh keceriaan :)

Komentar

Posting Komentar

attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p