Langsung ke konten utama

I Want Your Violin Bro



Tadi siang sepulang sholat jum'at, kira" sekitar jam 13.30'an lewat. Ada temen yang sms, dia bermaksud untuk mau menjual biola-nya yang  kemaren" pernah dibeli adiknya, yang juga tesmaksud temanku. Iya mereka berdua teman main dari kecil ku disekitar rumah. Sebenernya aku sendiri sih, belum melihat bentuk fisik biola punya temanku itu secara langsung. Namun mungkin karna kemarin teman ku itu, saat dia menceritakan kepada ku kalo dia baru saja membeli biola secondhand (bekas, baca). Dan karna pada saat itu dia melihatku sangat antusias jika itu berhubungan dengan alat musik. Jadi saat dia berniat mau menjualnya, maka dari itu dia langsung segera menghubungi aku.

Tapi ya sayang banget rasanya dia menghubungi aku atas penawarannya menjual biola-nya itu dalam waktu yang tak tepat dan nggak memungkinkan. Karna fakta yang nggak mengenakkannya, Saat" seperti sekarang ini. Aku yang memang seorang mahasiswa pengangguran ini sedang dalam ekonomi memperihatinkan alias kantongnya kere hahaha. Yah lagi" untuk kesekian kali, kecewa karna nggak bisa membeli sesuatu yang aku inginkan.
Aku juga sejujurnya belum ngerti banget dengan alat instrumen satu ini, biola maksudnya. Bahkan ngeliat secara dekat dan  menyentuhnya secara langsung. Padahal sih dalam hati ini, dari dulu aku sendiri pengen banget untuk mencoba belajar memainkan alat musik satu ini. Iya aku memang kepengen dan obsesi banget bisa tau memainkan semua alat musik yang ada. Ya walaupun cuma sekedar, paling tidak aku bisa memainkanya gitu. Kan rasanya gimana gitu kalo kita bisa tau memainkan semua alat musik yang ada, berasa lebih terbuka wawasan musiknya.

Sebelumnya sih, aku sudah mempelajari beberapa alat musik dengan otodidak. Seperti gitar, drum, keyboard (walaupun cuma bisa sedikit aja sih). Tapi bagiku, itu sudah bisa dijadikan sebagai sesutu media yang bisa memperluas pandangan dan wawasan akan bentuk estetik berseni atau dengan kata lain sebagai cara untuk menuangkn dan mengeksresikan keindahan.

Dan karna seni musik itu sendiri bersifat dinamis atau bisa dikatakan semakin berkembang, maka dari itu aku sendiri sangat tertarik untuk memperluas kemampuan, pandangan, wawasan, pengetahuan, daya cipta, dan rasa lewat memperdalami musik, hmmm meskipun itu cuma lewat otodidak tapi tak apalah karna saat ini aku masih hanya mampu sebatas itu saja, toh jika suatu saat ada waktu kesempatan yang memungkinkan. Pasti akan aku perdalam dengan serius lewat jalur akademik jika mungkin. Hehe itu sih sebatas obsesi dan keinginan idealisku saat ini. Dan belum tau gimana perkembangannya kedepan, semoga saja cerah Ya.

Eh ngomong" gimana ya dengan biola teman ku itu, padahal aku pengen banget ngebelinya. Tapi duitnya nggak ada, ada sih sebenernya baru dikasih cepe tadi malem sama bapak ku. Cuma ya jelas masih kurang nih, dia sih mau ngelepas 250 boleh nego katanya. Aihhh pikirku kapan lagi ini selagi murah dia jualnya, cuma ya mau giman lagi ya. Keadaan kantong nggak memungkinkan nih. Tadi sih aku udah coba ngerayu dua orang adik" ku buat minjemin duit mereka yang juga baru dikasih tadi malem. Tapi kayaknya mereka juga mau gunain tu duit katanya. Yaaaaa terpaksa deh nih aku tawari ke orang lain tu bioala, mana sudah aku tawari lewat akun facebook lagi. Dan sepertinya juga ada yang tertarik, coz dari tadi malem yang komen udah nanya" tuh biola. Entahlah aghhh liat nanti sajalah, aku tahanin aja dulu komennya untuk diem" supaya tu biola nggak lepas ditangan orang. Bukannya apa" sih, siapa tau ntar ada rejeki mendadak kan. Hahaha #jahat dikit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p