Langsung ke konten utama

Damn Sickness !



Hari ini aku mengalami pengulangan akan ketidak mujuranku. lebih tepatnya aku sedang mengalami nasib yang sial itu lagi, iya sakit. Karna sakit, aku gagal menghadiri hari pertama jam kuliahku setelah libur semester.

Sial!!! Entah kenapa sekarang-sekarang ini, aku selalu saja tak pernah merasakan keadaan yang betul-betul sehat dan fit. Apa aku yang kurang menjaga kesehatanku, apa ini cobaan, ujian, atau seperti yang pernah aku dengar jika sakit itu juga sebagai proses pembersihan atas dosa serta kesalahan" kita. Kupikir, apa dosa dan kesalahanku sebegitu banyak? sampai aku selalu merasakan hal pahit ini terus menerus. Sesadar sadarnya aku dan tanpa bermaksud membela diri, tak mungkin sebanyak itu juga dosa dan kesalahan yang aku lakukan kurasa. Bagaimana nggak, orang lain yang jelas" lebih banyak berbuat hal yang tak baik dan merugikan orang lain saja, bisa melalui hari"nya dengan tanpa banyak beban dan keluhan yang berat. Kenapa yang terjadi padaku sulit dikatakan adil dibanding mereka? entahlah aku juga tak mengerti, terlalu bodoh juga rasanya jika aku berpikir ini adalah ketidak adilan hidup. Dalam artian jika aku berpikir begitu, sama saja jika aku tidak mensyukuri pemberian tuhan.

Ya tentunya aku sangat bersyukur untuk kehidupan ini, karna disamping kepedihan itu juga diselipkan hal yang indah yang pernah diberikan padaku. Dan sebagai manusia bukankah kita sewajibnya banyak bersyukur untuk hidup yang diberikan tuhan ini. Ya meski terkadang nyatanya sulit untuk kita bersyukur atas rasa sakit dan kepahitan hidup yang menimpa kita, Tapi kita tetap harus bersyukur atas semua yang telah diberikan-Nya. Dan yang terpenting kita harus percaya bahwa, dibalik kekelaman yang hitam, pasti akan datang pelangi yang indah pada waktunya. Sama halnya seperti kata pepatah dulu "Berakit-rakit kita dahulu, berenang kita ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Hehe namun aku juga agak miris mendengar sepotong lirik lagu dari grup band jambrud yang mengatakan "Berakit-rakit kita kehulu, berenang kita ketepian. Bersakit dahulu senangpun tak datang, malah mati kemudian" bagaimana? ada yang terasa janggalkan jika melihat keadaan dalam lilirik ini, menakutkan tentunya. Ya baiknya coba mengikuti dan menjalani sesuatu seperti istilah zaman sekarang sajalah yang patut dituruti, "Get-Up and Move-On.

*Bagaimana pernyataan ini mengandung kontroversi atau tidak, atau malah basi. Tapi yang jelas sekumpulan kalimat dari beberapa paragraf ini, aku tulis dengan mengetik diHandphone awalnya. Trusss kenapa? nggak ada-apa dan biasa-biasa aja kan? Ya udah jangan protes :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu

Saat benar-benar sadar aku bisa saja sedikit malu dengan yang aku peruntukkan padamu tapi jika benar-benar harus jujur aku ingin selalu tak sadar dengan yang aku rasakan agar bisa memberikan sumbangsihku padamu meski itu hal yang mungkin biasa, atau super-duper-biasa atau tak ada istmewanya sama sekali bagimu tak masalah bagiku,  yang penting aku melakukannya tulus untukmu.

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami. ...

Sosok Inspiratif dari Desa Suak Labu

Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi seorang ibu guru sekaligus kepala sekolah yang baik hati, Diyan Mahyuni namanya. Sosok ibu inspiratif yang saya temui pertama kali ketika saya dan teman sekelompok saya melaksanakan agenda tahunan mahasiswa tingkat akhir ditempat saya belajar beberapa tahun lalu, di Desa Suak Labu. Yakni dimana kami menjalani serangkaian proses demi proses belajar, baik yang terprogram maupun tak terprogram dalam lingkup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditugas kan oleh almamater tempat kami menimba ilmu saat itu. Dan saat saya dan beberapa teman sekelompok KKN dulu, dengan sengaja menyempatkan diri untuk bisa menghadiri undangan perhelatan acara perpisahan yang akan dilangsungkan didesa itu. Seketika ingatanku terlempar pada kenangan lalu dimana dulu di sana. Di desa itu pernah menjadi rumah kami belajar, bertemu dan menemukan kawan-kawan baik serta kerabat baru. Tanah dimana kami terkesan akan begitu banyak orang-orang hebat yang jarang, atau mungk...