Langsung ke konten utama

Ngomongin : Gitar

Karna hari ini didedikasikan sebagai peringatan hari musik nasional, aku mau bicara tentang salah satu alat instrumen musik yang paling dikenal umum juga sebagai alat instrumen musik yang paling banyak dimainkan orang didunia (menurut aku sih gitu). Iya benar Gitar, Gitar itu gak bisa dipisahkan jauh" dari yang namanya musik. Bagaimana nggak kebanyakan dari manusia yang berkecimpung didunia musik (musisi), lebih banyak yang gunain gitar sebagai alat instrumen untuk bermusiknya. Kalo nggak percaya coba aja survey sendiri didunia ini pasti lebih banyak orang mainin gitar dibanding piano, drum, alat musik tiup, dll. Ya seperti yang tadi akau bilang itu sih menurut aku, menurut pengamatan aku selama ini. Nggak tau deh kalo menurut yang lain?

Dan kalo ngomongin soal gitar, aku jadi ingat dulu waktu aku pertaman kali belajar gitar. Kira" waktu kapan ya itu??? kelas 3 SMP kali ya? atau kapan? sudah agak lupa juga rasanya, bentar ya aku coba ngingat" dulu! hmmm gak taulah kapan waktu pastinya. Yang jelas sih kalo nggak salah, ya waktu nggak lama pindah dari sulawesi itu kalo nggak salah, kira" waktu kelas 2 SMP akhir mau naik kelas 3 gitu lah. Kalo diingat" lagi, proses aku belajar alat musik petik satu ini lumayan butuh perjuangan juga. ya sama sih kaya orang lain yang juga agak kesusahan dan berjuang banget saat awal belajarnya, namanya juga belajar kan. Kalo udah jago mah, udah buka kursus atau sekolah gitar kali hahaha

Waktu diawal aku belajar gitar itu sih aku ingat banget tuh, harus minjem" gitar temen juga gitar orang, harus nungguin temenku capek dan stress dulu baru aku yang gantian belajar pinjem gitarnya. Nah setelah liat" dia sering stress dengan jari"nya yang kecapekan itu tapi masih dan sangat bersemangat untuk terus menggali kemampuannya belajar gitar, disitulah awal keseriusan aku juga untuk bener" serius belajar gitarnya. Dan setelah mulai memantapkan diri untuk fokus belajar gitar, karna tadinya aku selalu kesulitan belajar jika belum punya gitar sendiri, jadilah aku memberanikan diri untuk meminjam gitar pamanku. Iya dulunya sih waktu masih muda emang lumayan sering main gitar, tapi karna berhubung dia juga sudah berkeluarga dan sudah nggak mungkin ngurusin hal begituan semacam gitar dan lai-lain itu. Jadi aku coba untuk pinjem gitarnya, dan alhamdulillah usahaku untuk minjem nggak butuh waktu lama dan nggak perlu memohon" sampe nangis untuk dipinjemin.

Haaah lega rasanya udah lolos tahapan minjem ini hihihi. Maklum aku sendiri agak nggak enakkan sebenranya kalo minjem barang" orang, ya karna emang harus dan karna nggak punya cukup duit buat beli gitar waktu itu. Jadi dihilangkanlah rasa nggak enakkan itu, namanya juga pengen belajar jadi gengsi dan rasa malu itu emang harus dimusnahkan, karna nggak akan maju sepertinya kalo mempertahankan itu, Right?

Setelah itu barulah aku juga sering dan rutin siang, sore, dan kadang juga malam belajar bareng dengan temankku, Dan kalo nggak salah seingatku itu, emmmm lagunya Peterpan - Bintang Disurga kalo ngga salah sih, atau Dewa19 - Pupus ya? nggak tau pasti juga aku, soalnya udah lumayan lama juga sih, Tapi kalo yang saat itu sering dinyanyiin bareng saat ngumpul" sih lagu ya Dewa19 - Pupus itu. Dan kembali ke proses belajar gitarku tadi, lalu karna maklum saat itu temenku juga lagi tahapan belajar jadi kami berdua sangat berjuang dan ngotot banget dalam proses belajar untuk bisa mainin gitar itu. Cuma bedanya dia lebih duluan aja belajar gitarnya dari ku, kira" dia 2-3bulanan lebih dari aku lah belajaranya. Dan pikirku saat itu temenku itu sepertinya memang punya bakat alam alias bakat dari dalam dirinya, bagaimana nggak perasaan kita belajarnya nggak dalam jarak waktu yang jauh, tapi dia lumayan cepat menguasai tiap chord juga feeling dalam memainkan lagu, hehehe namanya sih agus, salut buat temanku yang satu itu.

Lalu tiap waktu kosongpun sering kami manfaatkan utnuk sama" belajar bareng, kita sih emang sering banget diskusi untuk belajar gitar ini. kita sempat sangat kesusahan dalam proses belajar itu, ya misalnya saja saat mau mencoba menghafalkan juga mainin sebuah lagu yang chordnya agak susah untuk dirasain posisi not nadanya. dan bukan hanya sampe disitu, bahkan matapun kayaknya terkadang sudah kongkalikong alias kerja sama dengan jari" tangan ini, yang sering kecapekan mondar mandir sambil melototin kolom demi kolom digitar. Ughhh lumayan perjuangan juga buat belajar gitar saat itu.

Padahal waktu itu cara belajar gitarku pun cuma asal"nya dan seadanya, iya waktu itu aku cuma belajar dengan jari satu" nekan senarnya, kaya main bass gitu. hehehe entahlah aku pikir itu bukan cara belajar yang tepat ya untuk belajar gitar. Ya tapi yang emang cara belajar seperti itu yang aku bisa, maklum cuma otodidak yang belajar sendiri tanpa ada yang ngajarin. Tapi gak bisa dibilang sendirian banget juga, ya barenganlah sama temenku "Agus" itu. bisa dibilang sih dia juga yang turut nuntun aku belajar, dan jadi tampat aku nanya". Habis memang nggak ada banyak orang yang bisa ditanyain sepertinya saat itu.

Sebenarnya tanpa aku sadari, dan nggak kepikir bagi aku kalo sebenarya ada seorang tetanggaku yang bisa bermain gitar. Bahkan kalo bagiku bisa dibilang dia lumayang jago main gitarnya. Ya setelah tau jika rupanya tetanggaku itu juga lumayan jago main gitarnya ya sedikit banyak lumayan sering memberi arahan dan mengajari aku dan temanku dalam bermain gitar.

At least dalam belajar gitar itu memang butuh kemauan juga semangat yang ekstra lah menurtuku. karna kalo cuma modal iseng dan kemauan juga semangat yang cetek sih, Ilmunya juga nggak bakal awet dan akan ngga akan kita kuasai. Selain itu selalu terus terus dan terus belajar tentunya, soalnya ada banyak tehnih dalam bermain gitar. Dan yang aku pelajari ini baru basicnya saja itu pun asal belajar. Makanya sampe saat ini aku masih terus belajar, ya meski cuma bisa belajar seadanya, tapi masih butuh cara belajar yang benar pastimya. \m/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p