Adapun kita bisa melihat dan mungkin merasakan sendiri, bagaimana perubahan tatanan kehidupan sosial yang terjadi pada zaman modern ini, secara sadar juga tidak sadar menggerogoti jiwa dan pikiran kita untuk turut menyesuaikan diri dengan fenomena sekitar, bahkan trend yang berkembang di dunia. Seolah kita disuapi terus tanpa henti, dengan aneka penawaran-penawaran menarik, gila-gilaan, dan menggiurkan yang sulit diabaikan. Ibarat kucing dikasih ikan, ya mau, pasti senang sekali dia. Mungkin ini yang disebut "konsumerisme" oleh para tokoh pemikir sosiolog, ekonom, aktivis sosial, dan orang-orang yang memang mengamati fenomena sosial. Konsumerisme yang katanya lahir dari perpaduan kapitalisme dan kontrol diri yang kurang atau sebutlah tamak itu pun, akhirnya mengakibatkan ketergantungan yang menjadi-jadi dan sebenarnya sama sekali tidak memiliki alasan penting untuk bisa membuat hidup jadi lebih baik. Justru sebaliknya, seperti tak ada habisnya, hidup seoalah terus-terusan dikejar gengsi demi menyesuaikan gaya hidup dan ekspektasi semu, yang selalu akan terus mengalami perkembangan tiap waktu ke waktu, menyesuaikan iming-iming terkini.
Adapun kita bisa melihat dan mungkin merasakan sendiri, bagaimana perubahan tatanan kehidupan sosial yang terjadi pada zaman modern ini, secara sadar juga tidak sadar menggerogoti jiwa dan pikiran kita untuk turut menyesuaikan diri dengan fenomena sekitar, bahkan trend yang berkembang di dunia. Seolah kita disuapi terus tanpa henti, dengan aneka penawaran-penawaran menarik, gila-gilaan, dan menggiurkan yang sulit diabaikan. Ibarat kucing dikasih ikan, ya mau, pasti senang sekali dia. Mungkin ini yang disebut "konsumerisme" oleh para tokoh pemikir sosiolog, ekonom, aktivis sosial, dan orang-orang yang memang mengamati fenomena sosial. Konsumerisme yang katanya lahir dari perpaduan kapitalisme dan kontrol diri yang kurang atau sebutlah tamak itu pun, akhirnya mengakibatkan ketergantungan yang menjadi-jadi dan sebenarnya sama sekali tidak memiliki alasan penting untuk bisa membuat hidup jadi lebih baik. Justru sebaliknya, seperti tak ada habisnya, hidup seoalah terus-terusan dikejar gengsi demi menyesuaikan gaya hidup dan ekspektasi semu, yang selalu akan terus mengalami perkembangan tiap waktu ke waktu, menyesuaikan iming-iming terkini.
Komentar
Posting Komentar
attention : jangan lupa, do'a dulu sebelum komen !