Langsung ke konten utama

Begitulah Ego Diri


Rasanya dulu dan mungkin sampai sekarang aku sering sekali menceritakan sedikit dari banyak hal yang aku inginkan dalam hidup ini. Dan sebenarnya, jika ingin jujur sampai sekarang pun aku masih tetap menyimpan keinginan demi keinginan itu untuk bisa hidup sekali lagi, atau pun berkali-kali lagi. Tentu saja tak ada yang salah untuk itu, semua orang pun tahu dan sadar itu sesuatu yang lumrah, sangat manusia sekali.

Semua adalah tentang mimpi yang terus menyala dalam relung hati dan jiwa ini. Tentang harapan yang berharap tumbuh menjulang tinggi. Tentang ambisi​-ambisi yang menggerogoti diri dan terpenjara abadi dalam rangka kepala yang membingkai otak kanan dan kiri.

Mimpi, harapan, dan ambisi, sejatinya adalah bagian dari nafsu dan ego diri. Dan siapalah kita yang manusia ini?

Ah hanyalah insan biasa, yang tiada daya dan upaya menolak segala sajian fatamorgana dunia penuh imajinasi. Seolah-olah kita semua adalah budak yang merasa dirinya calon raja tertinggi. Padahal benar saja, kita adalah pion yang terus berlari dari sisi ke sisi, berpindah tempat dari dimensi ke dimensi. Mencari aman dan nyaman untuk diri sendiri. Semua teruntuk diri sendiri. Semua ini memang tentang diri sendiri. Sekali lagi untuk diri sendiri. Berkali-kali pun tetap saja demi diri sendiri. Begitulah diri ini sebenarnya, usah hendak ditampik lagi. Begitulah kenyataannya yang terjadi, dan begitulah ego diri.

#10dayswrite #novemberwrite #mimpi #harapan #ambisi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu

Saat benar-benar sadar aku bisa saja sedikit malu dengan yang aku peruntukkan padamu tapi jika benar-benar harus jujur aku ingin selalu tak sadar dengan yang aku rasakan agar bisa memberikan sumbangsihku padamu meski itu hal yang mungkin biasa, atau super-duper-biasa atau tak ada istmewanya sama sekali bagimu tak masalah bagiku,  yang penting aku melakukannya tulus untukmu.

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami. ...

Sosok Inspiratif dari Desa Suak Labu

Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi seorang ibu guru sekaligus kepala sekolah yang baik hati, Diyan Mahyuni namanya. Sosok ibu inspiratif yang saya temui pertama kali ketika saya dan teman sekelompok saya melaksanakan agenda tahunan mahasiswa tingkat akhir ditempat saya belajar beberapa tahun lalu, di Desa Suak Labu. Yakni dimana kami menjalani serangkaian proses demi proses belajar, baik yang terprogram maupun tak terprogram dalam lingkup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditugas kan oleh almamater tempat kami menimba ilmu saat itu. Dan saat saya dan beberapa teman sekelompok KKN dulu, dengan sengaja menyempatkan diri untuk bisa menghadiri undangan perhelatan acara perpisahan yang akan dilangsungkan didesa itu. Seketika ingatanku terlempar pada kenangan lalu dimana dulu di sana. Di desa itu pernah menjadi rumah kami belajar, bertemu dan menemukan kawan-kawan baik serta kerabat baru. Tanah dimana kami terkesan akan begitu banyak orang-orang hebat yang jarang, atau mungk...