Langsung ke konten utama

Indonesia dan Pancasila

Saya baru sadar bahwa tanggal 1 Juni 2017 hari ini adalah adalah hari di mana negara kita Indonesia memperingati hari kelahiran Pancasila. Itupun karena melihat di linimasa media sosial saya, banyak teman-teman yang menuliskan beragam hal tentang Pancasila dan tak lupa membagikan foto-fotonya yang bersanding dengan poster kampanye hari kelahiran Pancasila yang bertajuk "Saya Indonesia, Saya Pancasila" dengan keterangan waktu 29 Mei - 04 Juji 2017 dan di sepakati bersama sebagai #PekanPancasila. Alanglah tak tahu dirinya sebagai pemuda Indonesia, sampai-sampai hari Pancasila pun tak ingat.

Entah saya tak tahu siapa yang pertama kali memulai aksi ini di sosial media, apakah memang sudah ada ketentuan dari kesepakatan bersama dari sekelompok manusia, atau murni dari seorang sukarelawan. Ah tak penting juga mencari dari mana asal-muasalnya kan? Yang penting adalah niat mulia dari sesiapa di antara mereka yang bukan hanya mencita-citakan kesaktian Pancasila. Tapi juga turut mempelopori, mengawal, dan menciptakan kesaktian Pancasila yang didamba-dambakan itu.

Ya, hanya bercita-cita dengan mengharap pemerintah dan orang lain untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila tanpa turut partisipasi sama saja nihil. Berharap kesuksesan dan kemuliaan tapi tak ada perjuangan dan pengorbanan sudah jelas sama saja dengan bohong belaka. Mau enaknya sendiri tapi tak mau repot, gimana ceritanya?

Pancasila bukanlah utopia, Pancasila bukan hanya angan-angan semata. Pancasila adalah visi dari para Bapak Bangsa kita yang menginginkan keutuhan Indonesia. Dan untuk itu pula, Pancasila bisa kita hadirkan pada kehidupan sehari-hari kita. Kita hanya perlu banyak belajar, menggali, sadar diri, saling mengerti, saling memahami, dan saling mengingatkan akan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai manusia yang mengaku memiliki jiwa Pancasila. Kita semua harus terus berusaha, tak mudah menyerah, tetap percaya, dan yakin bahwa kita bisa menjadi manusia Indonesia seutuhnya, menjadi manusia Pancasila yang merdeka.

Ah saya tak mau banyak bertanya-tanya apalagi berteori ini dan itu tentang bagaimana seharusnya Pancasila itu ditegakkan? Yang pasti kita semua jangan hanya bisa menaruh harap pada orang lain pun juga pada pemerintah untuk terwujudnya negara Indonesia yang berazaskan Pancasila.

Jika akhir-akhir ini kita merasa sedikit lalai dari apa yang seharusnya kita lakukan sebagai manusia Indonesia. Mari awali semuanya kembali. Ayo mulai mewujudkan Pancasila dari lingkungan sekitar kita, dari keluarga, teman, tetangga, sekolah, kuliah, kerja, dari pikiran dan dari hati kita masing-masing. Demi Indonesia dan Pancasila.

#NulisRandom2017 #NulisRandom2017Hari01

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu

Saat benar-benar sadar aku bisa saja sedikit malu dengan yang aku peruntukkan padamu tapi jika benar-benar harus jujur aku ingin selalu tak sadar dengan yang aku rasakan agar bisa memberikan sumbangsihku padamu meski itu hal yang mungkin biasa, atau super-duper-biasa atau tak ada istmewanya sama sekali bagimu tak masalah bagiku,  yang penting aku melakukannya tulus untukmu.

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami. ...

Sosok Inspiratif dari Desa Suak Labu

Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi seorang ibu guru sekaligus kepala sekolah yang baik hati, Diyan Mahyuni namanya. Sosok ibu inspiratif yang saya temui pertama kali ketika saya dan teman sekelompok saya melaksanakan agenda tahunan mahasiswa tingkat akhir ditempat saya belajar beberapa tahun lalu, di Desa Suak Labu. Yakni dimana kami menjalani serangkaian proses demi proses belajar, baik yang terprogram maupun tak terprogram dalam lingkup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditugas kan oleh almamater tempat kami menimba ilmu saat itu. Dan saat saya dan beberapa teman sekelompok KKN dulu, dengan sengaja menyempatkan diri untuk bisa menghadiri undangan perhelatan acara perpisahan yang akan dilangsungkan didesa itu. Seketika ingatanku terlempar pada kenangan lalu dimana dulu di sana. Di desa itu pernah menjadi rumah kami belajar, bertemu dan menemukan kawan-kawan baik serta kerabat baru. Tanah dimana kami terkesan akan begitu banyak orang-orang hebat yang jarang, atau mungk...