Langsung ke konten utama

Aku Diterima

Yahoo hari ini menyenangkan sekali, Jika judulnya sedikit mengingatkan seperti "diterima" saat pernyataan cinta, maka dari tadi aku menjelaskan mengenai hal tersebut. Bukan, ini bukanlah tentang diterima dalam persoalan cinta-cintaan. Ini tentang proses lamaran kerjaku itu. Hari ini aku bisa kembali ada dijambi tapi kali ini dengan misi mulia dan keren, yang kemarin-kemarin juga mulia dan keren cuma ini sedikit lebih sesuatu.

Yeah mencari kerja, eh bukan menacari karna memang sudah punya kerjaan, bisa dibilang ini adalah rahmat dan karunia tuhan. Tanpa banyak basa-basi, setelah tadi pagi sekitar jam 9 aku berangkat kejambi untuk sebuah panggilan kerja yang kemarin aku telah melalui banyak tanya-jawab dan diksusi panjang dan itu sering berlangsung jika malam pak fajrin kebetulan online ke rumah pulak. Dan tau apa kabar yang terjadi? Alhamdulillah aku sudah bisa tergabung dalam bagian dari SMI. Tentunya dengan setelah segala pertimbangan, pemikiran dan keputusan pak Fajrin.

Sorenya dan hingga saat tulisan ini aku bikin, aku sudah kembali ada di tungkal, tapi itu cuma untuk mengambil barang saja. Memang mau kemana? Ya, dengan ini aku memang ingin kejambi lagi, kan sudah bisa dibilang resmi jadi karyawan Salim Media Indonesia, jadi aku besok sore atau pagi dihari besoknya lagi sudah harus kejambi lagi. Capek? jelas donk, tapi ya capek akan merupakan sebuah bagian dari kebahagian dan kesuksesan didepan mata, ini hanya awalannya saja, namanya juga hidup tentu harus dimulai dari yang susah dulu, lalu dari situ berangsur-angsur menuju kearah kebaikan yang kita harap dan cita-citakan!

Jangan pernah menyerah untuk bermimpi!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harus Berubah

Pagar Rumah Bang Ian Saya sadar bahwa kebiasaan yang saya lakukan sehari-hari banyak yang buruk. Mulai  dari sering begadang, ngemil, malas, berantakan, dan kucel. Seharusnya seiring waktu berjalan saya sudah bisa mengurangi ini semua. Sebab saya sudah pernah berniat untuk jadi orang yang lebih baik kedepannya sejak lama, dan itu termasuk juga dengan memperbaiki kualitas dan cara saya menjalani kehidupan. Dan sudah seharusnya hal ini bisa segera saya lakukan dengan baik. Saya ingin sekali memperbaikinya, saya ingin berubah, mudah-mudahan bisa segera saya lakukan sedikit demi sedikit.

No Execuse

Baiklah Saya akan memulai cerita baru Ketika saya mendapati kembali ingatan tentang blog saya, yang setahun lebih rasanya tak pernah terjamahi. Sebenarnya ada beberapa kali saya menyempatkan diri untuk log-in tapi itu pun hanya sekedar melihat juga mengamati keberadaan dan eksistensinya. Yang mana, siapa tahu selama saya hiatus ada banyak kunjungan yang khilaf ke blog saya. Walau mungkin sepertinya tak ada sama sekali, atau malah ada cuma tak berwujud manusia, hantu kan bisa saja tuh. Tapi kurang kerjaan sekali sepertinya kalo sampai hantu pun blogwalking ke sini. Gak ada urusan sama sekali gitu kan. Dan karena perihal itulah saya kadang merasa geli sendiri, sekaligus lucu, ngakak,  tertegun, lalu merenung, sedih, sampai terharu, komplit sudah haru-birunya. Perasaan campur aduk itu adalah akumulasi dari berbagai hal tak jelas yang terbayang dan terjadi. Di mana dalam satu tahun lebih itu, jelas sekali ada banyak kisah dari setiap waktu yang saya terlewati untuk bisa saya tulis...

Gulungan Kertas Kuning

Beberapa waktu lalu saya menemukan gulungan kertas kecil berwarna kuning, dari dalam saku belakang celana panjang saya yang baru kering dari jemuran. Dengan perlahan saya buka agar kertasnya tidak robek, lalu saya menemukan tulisan tangan saya yang khas, yang tidak cukup buruk namun tidak juga bisa dibilang bagus. Atau mungkin lebih tepatnya berkarakter sepertinya, entahlah. Kertas berwarna kuni ng itu tampak bertuliskan "Bagaimanpun yang ingin dikatakan, harus disampaikan!" Saya tak bisa mengingat pasti untuk apa dan bagaimana gulungan kertas tersebut sampai ada di dalam saku celana saya. Yang bisa saya tebak, mungkin saat itu saya mendapatkan ide tentang sesuatu namun baru terpikir serangkai kalimat pendek itu saja. Maka sudah pasti saya harus mencatatnya segera saja agar tidak lupa, dan bisa menggunakannya di lain waktu sebagai bagian dari ide untuk menulis. Mungkin itu puisi, atau apapun yang bisa saya tuliskan. Kita lihat saja.