Langsung ke konten utama

Mulai Ngeblog (The Trilogi)


Hahaha kalo ngebaca judul postingan ini berasa gimana gitu ya? :D bawaannya berasa kaya Trilogi film aja hehe (maksud loh???) Ok skip. ya maklumlah ini masih dalam tahap awal gue nulis untuk postingan blog gue yang baru seadanya dan alakadarnya ini, hihi mudahan deh bisa terus & aktif ngeblog, dari pada kagak ada kerjaan dan internetan gak jelas, mending gue salurin dan ngasah sedikit demi sedikit bakat nulis gue hehe (songong banget yaa, maaf deh maaf) :D

Sampe rilisan yang ketiga dari postingan gue mulai ngeblog ini, belum ada inspirasi atau ide apapun yang bisa gue ekspresiin disini (diblog ini), entah gue yang geblek susah mikir, atau emank belum ada bahan postingan yang bisa dibahas, gak tau juga deh gue.

O iya. buat temen" blogger pemula, dan senior, atau siapapun yang sempet atau kebetulan singgah diblog ini. kalo ada yang mau ngasih saran, kripik eh salah kritik maksud gue, atau apapun yang mungkin bisa ngasih gue pencerahan, ide dan inspirasi buat gue, gue terima kok. Silahkan ungkapkan aja semua, gue ridho dan ikhlas kok nerimanya :) hehehe

Apalagi nih yang mau ditulisssssss, mandet banget otak gue mau mikir, ayo dong otak (sambil ngelus" kepala).

titttttttttttttttttt........... 5 menit kemudian ...titttttttttttt.... 1 jam kemudian... ughhh masih gak ada ide juga, ya udah gue akhirin aja deh perjumpaan gue dengan blog ini sementara. goodbye blog...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p