Langsung ke konten utama

Hidup Bahagia Dari Kesenian


Bila kreativitas punya cara kerjanya sendiri, lalu bagaimana dengan kesenian?

Seperti yang kita tahu, bahwa kesenian pun sama menariknya dengan kreativitas. Sebab kreativitas yang berproses sudah menjadi salah satu hal yang memegang peranan penting di antara elemen-elemen lain yang membentuk wujud dari setiap kesenian, apapun bentuk, jenis dan alirannya.

Sebab dari kesenian itu sendiri, kita tidak melulu membahas persoalan estetika dan tehnik saja. Selain dari estetika dan kreativitas, ada banyak sekali kemungkinan yang terkandung di dalamnya. Mungkin itu kebebasan berekspresi, perspektif, karakter, gairah, semangat belajar, inovasi, cerita, sejarah, nilai-nilai filosofis dan humanisme, pesan-pesan komunikasi, sampai pada manfaat, yang seringkali jadi rujukan orang-orang, ketika memilih ketertarikan pada sebuah bidang kesenian ataupun produk tertentu dari masing-masingnya.

Maka dari itu, berkegiatan kesenian bukanlah perkara yang begitu remeh-temeh. Ada beragam unsur pembentuk yang jadi latar belakangnya.

Mungkin itu sebabnya, ada pendapat bahwa kesenian tidak hanya berbicara tentang nilai-nilai estetika semata, namun juga nilai-nilai kebudayaan yang turut mempengaruhi zaman dan membentuk lahirnya sebuah peradaban.
.
Dan berkat itu semua, sudah sepatutnya siapapun yang hidup dari seni dan berkegiatan seni, bisa lebih hidup bahagia mulai dari saat ini hingga kedepannya kelak, semoga saja.

Ps: Foto-foto ini adalah sebagian dari karya para partisipan artists dari Jambi dan berbagai penjuru tempat untuk suguhan ekshibisi @visualinteraksi yang bertajuk "Astral". Sebuah gerakan kolektif kepemudaan di Jambi, yang menginisiasi berbagai kegiatan menarik, yang khususnya fokus pada kesenian dsn semangat berekspresi.























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p