Langsung ke konten utama

Bentuklah Opini Sendiri


Beberapa hari terakhir sempat heboh tentang tokoh politikus terjerat kasus korupsi pengadaan e-ktp, You know who? Yang melakukan banyak drama sekaligus  akrobat dalam proses peradilan hukumnya.

Seiring dengan itu, ada pula video yang turut tersebar bergandengan dengan video sidang You know who? Yakni video potongan dari serial drama Korea berjudul "My Lawyer, Mr. Jo"

Pertanyaannya, kenapa video tersebut
tersebar & bergandengan? Kalau belum nonton, lebih baik cari lalu amati, bandingkan sendiri, lalu bangun dan bentuklah opini sendiri. Atau begini, ya sudah saya bocorkan sedikit kesimpulannya. Intinya, apa yang dilakukan You know who? Boleh dibilang hampir mirip dengan manuver drama dan akrobat yang dilakukan tokoh dalam serial drama Korea yang juga sedang terlihat dalam sidang sebuah kasus pada potongan video tersebut.

Apakah benar-benar banyak kesamaan? Ah saya tak tahu pasti bagaimana, lagian saya tak tertarik mengikuti berita politik seperti itu dengan terlalu serius, asal cukup tahu saja. Lalu selain itu, saya juga belum pernah menonton serial drama Korea yang dimaksud. Sama sekali belum nonton. Silahkan nonton sendiri dan amati sendiri. Dan apakah ini cocoklogi yang serba kebetulan? Entahlah, silahkan bentuklah opini sendiri.

Nah di lain sisi, berhubung saya suka menonton tayangan serial televisi luar, yang memang banyak ide cerita menarik dan beragam genre pula. Saya selalu tertarik untuk mendengar, mengamati, mengikuti sebuah pembahasan sebuah topik baik itu dalam satu penjelasan tulisan, audio podcast, diskusi singkat, ataupun forum yang memang membahas tema serial televisi tertentu, apalagi jika itu berkaitan dengan judul serial televisi yang saya ikuti. Mungkin ada yang sama seperti saya? Atau mungkin malah saya yang menyamai seseorang?

Dan dari sebuah audio podcast di SoundCloud yang sudah saya ikuti sejak 5 bulan terakhir, namanya "Podcast Awal Minggu" selanjutnya kita singkat  PAM dengan hostnya Adriano Qalbi, seorang komika yang mengaku tidak populer. Sebenarnya PAM bukanlah podcast ilmu pengetahuan. Hanya saja,  podcast ini adalah podcast yang sebenarnya random alias secara acak dan bebas membahas apapun. Dari yang berfaedah sampai yang mungkin tak berguna dan sia-sia. Ya mungkin saja ada yang sempat mendengarkannya dan merasa tak mendapatkan apa-apa, silahkan saja menentukan pilihan sendiri.
Toh saat ini, keputusan dan selera ada pada jempol masing-masing.

Namun walaupun PAM ini selalu random dan bebas, podcast ini memang secara ringan sudah menentukan tema-tema apa saja yang ingin dibahasnya dalam satu rilisan episode podcast. Sangat menariklah bagi saya. Bioleh dibilang juga kalau podcast ini adalah podcast terhits yang ada saat ini selain Podcast Subjective asuhan Iqbal Hariyadi, seorang pekerja kreatif di lembaga sosial kitabisa.com dan Podcast Suarane yang dimotori oleh om Rane Hafied, seorang Bapak yang sekaligus mengaku TKI yang.bekerja di Thailand sana dan masih banyak lagi podcast lain yang juga sama menariknya untuk didengarkan.

Walau mungkin sebenarnya biasa saja bagi orang lain, ya setidaknya saya hanya menjelaskan sedikit hal yang menarik bagi saya dan layak disebarkan agar ada orang lain yang juga tahu dan mengerti sesuatu yang saya maksud.

Kembali ke pembahasan awal tentang You know who? Yang sederhanya melakukan suatu manuver yang hampir sama dengan jalan cerita sebuah drama korea. Nah berkaitan dengan podcast dan serial televisi barat yang saya dengarkan dari bahasan Podcast Awal Minggu, entah di rilisan episode berapa tepatnya saya lupa, silahkan cari sendiri.

Yang pasti ada sebuah bahasan menarik dimana dia disarankan oleh beberapa orang pendengar setia PAM yang mengirimkannya emal berisi informasi dan saran untuk menonton serial televisi barat berjudul "Black Mirror" Sebuah serial televisi karya Charlie Brooker  yang bergenre drama dan sci-fi dengan tema gelap dan satir mengenai masyarakat modern, terutama dampak buruk teknologi canggih.

Lalu kenapa serial televisi ini disarankan harus ditonton? Agar tidak terjadi spoiler buat yang tertarik ingin nonton, saya cuma bisa sedikit menjelaskan bahwa serial televisi itu seolah-olah menyampaikan bentuk teori konspirasi yang sepertinya sedang terjadi. Bahwa segala hal yang berlangsung saat ini, bisa saja pernah terjadi di suatu tempat. Jika ada kesamaan, kemiripan jalan cerita dengan cerita lainnya, mungkin memang ada yang mendapatkan ilham untuk meniru prakteknya, dengan kata lain sengaja meniru. Atau tak menutup kemungkinan juga sih, ilham itu datang dengan sendirinya.

Padahal kita tahu dan sadar sebenarnya bahwa jalan hidup kita masing-masing itu jelas berbeda. Semua sudah ditentukan takdir hidupnya berbeda-beda, tidak untuk sama. Dan selain itu diberikan pilihan untuk menentukan nasibnya sendiri, berdasarkan pilihan sendiri.

Tapi bagaimana jika ada yang berusaha membuat kesamaan situasi dengan merekayasa jalan nasib dalam hidupnya dengan jalan cerita lain yang pernah terjadi? Jalan cerita fiksi pula? Ini tentu jadi tanda tanya besar yang membingungkan. Keanehan yang membuat orang berprasangka buruk.

Ah sudahlah, terserah saja. Saya ingin lanjut menonton Black Mirror, baru mulai nonton season 1 episode.1 soalnya. Ini pun saya jeda di menit ke 11.29 dari durasi total 43.57 menit. Ya kalau mau dapat sedikit referensi untuk berspekulasi dan menebak-nebak teori konspirasi yang sedang terjadi saat ini, mungkin bisa mencoba nonton serial Black Mirror juga,.walau saya sendiri belum selesai. Atau kalau punya referensi serial televisi yang menarik dan punya jalan cerita keren, boleh deh kasih rekomendasinya di komentar.

Dan terakhir cuma mau mengingatkan, jika ada hal-hal yang sedang berkeliaran di media sosial hasil dari warganet yang saling sebar link informasi. Saran sederhana saya yang tidak sederhana, cobalah telusuri dahulu informasi tersebut dengan detail. Benar apa tidak informasi yang terkandung di dalamnya. Cari sumber sebanyak mungkin jika perlu, lalu lakukan pengamatan dan  perbandingan supaya berita yang diterima benar-benar jelas juga terpercaya. Dan terakhir bangun dan bentuklah opini sendiri.

#10dayswrite #decemberwrite #jalanhidupyangberbeda 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p