Langsung ke konten utama

Hidup Adalah Misteri

Semasa duduk di bangku SMA dulu, sekitar kelas 2 dan 3, saya pernah berandai-andai perihal masa depan. Acap kali saya menggambarkan mau jadi apa saya nanti, apa saja yang ingin dan harus dilakukan, orang-orang yang ingin saya temui, tempat-tempat mana yang akan dikunjungi, dan tak lupa ancang-ancang tentang menikah. Jika diingat-ingat lagi, saat itu saya merasa bahwa berandai-andai adalah sebuah upaya yang baik untuk mempredksi apa yang akan terjadi di masa depan. Ya namanya masa remaja, banyak hal terbayang dengan mudah di kepala, semua terasa memungkinkan dan penuh keoptimisan.

Bahkan Rhoma Irama, dedengkot grup musik dangdut, Soneta yang mahsyur itu, dalam salah satu lagunya ia pernah mengatakan "Masa muda, masa yang berapi-api...) Lalu sejalan dengan opini Rhoma Irama, Sheila on 7 yakni grup musik pop rock alternatif asal Jogja, yang awalnya menggebrak diawal kemunculannya pada tahun 90'an akhir juga pernah bilang "Kita selalu berpendapat, kita ini yang terhebat, kesombongan di masa muda yang indah"
Dan saya pikir-pikir lagi, sepertinya ada benarnya juga, karena saat itu seperti tak ada alasan batasan yang dapat membuat pupus rasa.

Namun, nasib badan tak sejalan dengan apa yang djharap-harap. Karena ketika memasuki fase perjalanan masa dewasa, saya menyadari dalan hati dan pikiran bahwa, ada kalanya terasa harapan dapat membuat lelah perjalanan. Apalagi bicara hidup, yang dalam perjalanan sebenarnya, ada beragam jenis halang rintang sering menghadang. Kata para pakar psikogi dan pengamat kehidupan lainnya, hidup begitu benar-benar berwarna ketika kita berada pada usia 20'an ke atas. Saat itulah hidup seperti penuh pergolakan batin. Ada begitu banyak pilihan, keputusan yang sering berujung kesalahan, dan keburukan yang tak diharapkan terjadi, istilah kerennya Quarter Life Crisis.

Quarter Life Crisis yang jika dialihkan ke bahasa Indonesia kira-kira menjadi Krisis di usia seperempat hidup atau yang biasa disebut sebagai Quarter Life Crisis adalah krisis yang dialami seseorang berusia 20-30 tahun. Masa-masa dimana segala sesuatu yang mungkin dulu tak pernah terpikir, pada akhirnya memghadirkan banyak hal kompleks.

Umumnya, ini tak hanya terjadi pada sebagian orang. Hampir dari kita semua mungkin pernah merasakannya. Tak peduli engkau kaya ataupun miskin, dan dari golongan manapun. Selama engkau hidup, ia akan menghampiri pada waktunya tiba, di mana saat-saat Quarter Life Crisis bekerja.

Lagi-lagi menurut pakar psikologi, apapun yang terjadi di masa Quarter Life kita, hal yang paling terpenting adalah menikmatinya, bukan hanya melewatinya. Menikmati setiap apapun yang terjadi di Quarter Life kita adalah bagian dari proses menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin dewasa.

Dan ketika itu lah kita akan merasa bahwa hidup benar-benar terasa hidup. Bahwasannya hidup adalah misteri.


#septemberwrite #menulis30hari #30harimenulis #menulis #usia30

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Sakit

Hari ini mungkin saya akan pulang dari rumah sakit setelah satu Minggu  saya dirawat di rumah sakit di daerah saya RSUD KH. DAUD ARIF Kuala Tungkal ini dengan diagnosis Asma dan Infeksi Paru / Pneumonia. Saya dirawat tepatnya mulai dari malam Minggu 12 April  2025 lalu, di mana sebelumnya pada waktu menjelang magrib sepulang saya bekerja saya terlebih dulu datang berobat ke klinik Ananda Medika yang terdekat dari rumah saya di jemput dan sekaligus diantar adik saya. Hanya saja karena kondisi saya saat itu dirasa cukup kritis maka saya dirujuk secepatnya ke rumah sakit, dan hari perawatan pun berjalan sampai hari ini. Adapun kondisi kesehatan saya sudah cukup membaik dari hari ke hari. Dan hari ini saya juga  berharap bisa segera pulang karena sudah mulai merasa bosan. Sebenarnya saya sudah mengidap asma sejak lama sekali, sudah dari dulu kala, sudah semasa kecil, sudah seumur hidup ini. Jadi bisa dibilang saya sangat akrab dengan sakit asma itu sendiri, dan bisa dibilang...

Menulis Dengan Baik

Dari dulu tuh semenjak pertamakali saya belajar komputer dan mengenal internet waktu SMA sekitar tahun 2005. Saat itu saya suka sekali membaca blog, atau mungkin bisa disebut jatuh cinta. Dulu itu YouTube tidak seperti sekarang, belum banyak tutorial ini dan panduan itu, ada tapi belum beragam referensi. Kreator videonya juga kebanyakan dari luar negeri , jadi ya benar benar memang sedikit referensi. Jika pun saat itu ada kreator video dari Indonesia, kebanyakan dari kalangan penulis, seniman, dan jurnalis,, namun dengan internet yang semakin berkembang, penulis blog juga mulai bermunculan dari waktu ke waktu, semakin banyak. Apalagi sejak era Raditya Dika berhasil membukukan blognya, ada banyak juga orang yang ingin mengikuti jalannya, ya siapa yang tak ingin ceritanya yang ramai dibaca di blog bisa dibukukan juga saat itu. Kalau kata orang orang sih, hidup dari passion, berdaya dan menghasilkan dari hal-hal yang gemar dilakukan. Bahkan saking terinspirasinya saya pun ingin seperti...

Pelajaran Dari Anak Kucing Calico

Persis pada hari Minggu sepekan yang lalu, saya dan adik bungsu saya sedang joging sore atau mungkin lebih ke jalan kaki sore. Seperti biasa dalam langkah yang berpacu itu, kami melakukan pembicaraan yang lompat-lompat, kadang membahas ini, nanti membahas itu. Lalu setelah sekitar 500 meter berjalan, kami melewati jalan setapak yang kiri kanannya masih banyak semakin belukar,  Tak lama berjalan saya seperti mendengar suara anak kucing. Semakin kami berjalan maju, suara itu semakin jelas terdengar, di pertengahan jalan setapak itu, di pinggirannya  ada seekor anak kucing kecil belang tiga atau kalau istilah kerennya kucing Calico. Saya dan adik pun heran di jalan yang sepi dan cukup jauh dari pemukiman warga, bagaimana mungkin ada anak kucing kecil sendirian? Saya ambil kesimpulan kalau kucing ini dengan sengaja dibuang oleh orang tidak punya hati dan bodoh pula. Ditambah lagi di dekat anak kucing yang kami temukan, ada kertas bungkus nasi yang mungkin dijadikan alas makanan un...