Langsung ke konten utama

Tentang Pertanyaan-pertanyaan

Pada beberapa kesempatan, saya sering menyadari bahwa ada banyak hal dalam kehidupan saya yang harus saya benahi segera. Ya memang sudah seharusnya sepert itu sih, namanya juga manusia kan? Harus ada perubahan menuju arah kebaikan. Dan kita tahu, setiap waktu, pasti selalu saja ada kesalahan dan ketidakteraturan dalam berbagai hal yang datang menggempur kita. Yang selalu berpotensi membuat kehidupan kita jadi tidak berjalanan seperti apa yang kita ingihkan, semua menjadi kacau balau.

Misalnya saja
Entah sudah berapa kali saya meyakinkan diri untuk tidak tidur larut  malam hari? Berapa kali pula saya akhirnya melupakan itu? Berapa kali saya meneguhkan hati untuk menjaga pola makan agar tak kebablasan dan asal-asalan makan? Dan berapa kali pula saya menjadi pengkhianat atas apa yang saya tekadkan? Berapa kali saya menetapkan hati untuki rajin membaca, belajar, dan konsisten mengembangkan diri? Lalu berapa kali pula semua itu saya abaikan begitu saja?

Ah jika saya teruskan mungkin ini tak akan ada habisnya juga. Pasti akan jadi panjang sekali. Dan nyatanya penyesalan memang hanya berlaku saat pagi hari ketikan bangun tidur. Dan makan sebaliknya, tekad-tekad dan segala optimisme itu sering kembali luntur dan terlupakan saat petang menjelang malam. Bagaimana denganmu? Akakah sering seperti itu? Lalu bagaimana caranya membuat semua itu bisa terwujud seperti apa yang sudah diharaklan untuk terjadi? Jika sudah seperti ini, saya jadi bingung sendiri. Pertanyan jadi semakin banyak dan terus bertambah setiap waktu. Tapi jawaban malah selalu susah didapatkan, bahkan tak jarang pertanyaan-pertanyaan itu tak menghasilkan jawaban sama sekali untuk dijadikan pelajaran selanjutnya.

Jika sudah begitu, yang bisa dilakukan selanjutnya hanyalah kembali berharap dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan baru. Atau muncul pertanyaan-pertanyaan  lama namun dengan bentuk yang baru. Karena ketika pertanyaan itu tak terjawab, menanyakannyan lagi, dan menanyakannya terus adalah cara yang juga membantu mencari sebuah jawaban yang pasti. Karena sejatinya mencari jawaban memang tak pernah ada hentinya.

#NulisRandom2017
#NulisRandom2017Hari11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harus Berubah

Pagar Rumah Bang Ian Saya sadar bahwa kebiasaan yang saya lakukan sehari-hari banyak yang buruk. Mulai  dari sering begadang, ngemil, malas, berantakan, dan kucel. Seharusnya seiring waktu berjalan saya sudah bisa mengurangi ini semua. Sebab saya sudah pernah berniat untuk jadi orang yang lebih baik kedepannya sejak lama, dan itu termasuk juga dengan memperbaiki kualitas dan cara saya menjalani kehidupan. Dan sudah seharusnya hal ini bisa segera saya lakukan dengan baik. Saya ingin sekali memperbaikinya, saya ingin berubah, mudah-mudahan bisa segera saya lakukan sedikit demi sedikit.

No Execuse

Baiklah Saya akan memulai cerita baru Ketika saya mendapati kembali ingatan tentang blog saya, yang setahun lebih rasanya tak pernah terjamahi. Sebenarnya ada beberapa kali saya menyempatkan diri untuk log-in tapi itu pun hanya sekedar melihat juga mengamati keberadaan dan eksistensinya. Yang mana, siapa tahu selama saya hiatus ada banyak kunjungan yang khilaf ke blog saya. Walau mungkin sepertinya tak ada sama sekali, atau malah ada cuma tak berwujud manusia, hantu kan bisa saja tuh. Tapi kurang kerjaan sekali sepertinya kalo sampai hantu pun blogwalking ke sini. Gak ada urusan sama sekali gitu kan. Dan karena perihal itulah saya kadang merasa geli sendiri, sekaligus lucu, ngakak,  tertegun, lalu merenung, sedih, sampai terharu, komplit sudah haru-birunya. Perasaan campur aduk itu adalah akumulasi dari berbagai hal tak jelas yang terbayang dan terjadi. Di mana dalam satu tahun lebih itu, jelas sekali ada banyak kisah dari setiap waktu yang saya terlewati untuk bisa saya tulis...

Gulungan Kertas Kuning

Beberapa waktu lalu saya menemukan gulungan kertas kecil berwarna kuning, dari dalam saku belakang celana panjang saya yang baru kering dari jemuran. Dengan perlahan saya buka agar kertasnya tidak robek, lalu saya menemukan tulisan tangan saya yang khas, yang tidak cukup buruk namun tidak juga bisa dibilang bagus. Atau mungkin lebih tepatnya berkarakter sepertinya, entahlah. Kertas berwarna kuni ng itu tampak bertuliskan "Bagaimanpun yang ingin dikatakan, harus disampaikan!" Saya tak bisa mengingat pasti untuk apa dan bagaimana gulungan kertas tersebut sampai ada di dalam saku celana saya. Yang bisa saya tebak, mungkin saat itu saya mendapatkan ide tentang sesuatu namun baru terpikir serangkai kalimat pendek itu saja. Maka sudah pasti saya harus mencatatnya segera saja agar tidak lupa, dan bisa menggunakannya di lain waktu sebagai bagian dari ide untuk menulis. Mungkin itu puisi, atau apapun yang bisa saya tuliskan. Kita lihat saja.