Langsung ke konten utama

Mengapa Orang Berdebat?

Entah mungkin karena cukup jengah dengan keadaan sekarang ini, di mana hari setiap hari selalu saja ada perdebatan.

Karena kehidupun nyata saya sehari-sehari sudah seperti membaur dengan kehidupan jagat maya, jadi perbebatan yang saya maksud sebenarnya adalah perdebatan di media sosial.

Siapa sih pengguna gawai semacam telepon pintar di era ini, yang tak punya akun sosial media? Minimal satu saja. Atau minimal pasti menggunakan aplikasi chatting

 Lalu apa pula hubungannya "perdebatan", "sosial media", dan atau "aplikasi chatting"?

Ya hubungannya semuanya saling terhubung. Dari satu dan yang lainnya, selalu terkoneksi dengan "perdebatan".

Bukan apa-apa, rasanya benar pusing jika setiap mencari titik temu dari sebuah masalah selalu saja ada perdebatan panjang tak berkesudahan, tak ada habisnyalah. Bahkan bilapun jawaban atau solusinya didapat, malah mungkin muncul lagi episode perdebatan baru. Selalu saja begitu berulang-ulang.

Mungkin ada kesenangan yang didapat dari berdebat itu, ada semacam gejolak yang memuncak dipembuluh darah yang memompa adrenalin. Sehingga memunculkan sensasi seru bagi si pendebat-pendebat ini. Mungkin begitu. Atau mungkin dapat memanjangkan umur? Wow mungkin saja kali ya? Mungkinlah.

Dulunya yang kita tahu, perdebatan hanya terlihat di sinetron, film, sidang kabinet pemerintahan, sidang anggota legislatif, dan antara ibu-ibu di lapak pedagang.sayur. Tapi coba lihat sekarang, kapanpun mau, kita bisa saja langsung terlibat ataupun hanya mengamati perbatan itu. Saat ini, segala macam tema selalu bisa saja memicu orang beradu argumentasi. Dari berbagi macam hal dalam kehidupan ini, bisa dibuat jadi topik perdebatan.

Dari Wikipedia: Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi.

Lalu jika dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online: Debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

Dari ke-dua sumber tersebut, kenapa tak ada sumber yang menjelaskan kapan perdebatan itu bisa selesai? Kapan ujung ataulun jawabannya ditemukan? Karena sepertinya, tak pernah benar-benar ada perdebatan yang selesai. Karena seolah jawaban atau solusi yang dicari-cari tampak tak pernah ada. Entahlah, mungkin ada, tapi memang benar-benar cukup sulit saja mencarinya. Jika mengutip sepanggal lirik dari OST. Dragon Ball "Jawabnya ada di ujung langit". Ya mungkin jawabannya memang ada di ujung langit, kalau bagitu siapa yang bisa mencari hingga ke langit sana? Entahlah!

Mungkin memang tanpa debat dunia ini sepi, tak asik dan jadi banyak yang mayi gaya.

Oya sebuah kutipan menarik mengenai perdebatan yang diterjemahkan dari kalimat berbahasa Inggris berbunyi:
Perdebatan jadi menyakitkan karena seseorang terlalu keras kepala untuk memafkan. Sementaea yang satunya terlalu angkuh untuk minta maaf.

#NulisRandom2017
#NulisRandom2017Hari06

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Sakit

Hari ini mungkin saya akan pulang dari rumah sakit setelah satu Minggu  saya dirawat di rumah sakit di daerah saya RSUD KH. DAUD ARIF Kuala Tungkal ini dengan diagnosis Asma dan Infeksi Paru / Pneumonia. Saya dirawat tepatnya mulai dari malam Minggu 12 April  2025 lalu, di mana sebelumnya pada waktu menjelang magrib sepulang saya bekerja saya terlebih dulu datang berobat ke klinik Ananda Medika yang terdekat dari rumah saya di jemput dan sekaligus diantar adik saya. Hanya saja karena kondisi saya saat itu dirasa cukup kritis maka saya dirujuk secepatnya ke rumah sakit, dan hari perawatan pun berjalan sampai hari ini. Adapun kondisi kesehatan saya sudah cukup membaik dari hari ke hari. Dan hari ini saya juga  berharap bisa segera pulang karena sudah mulai merasa bosan. Sebenarnya saya sudah mengidap asma sejak lama sekali, sudah dari dulu kala, sudah semasa kecil, sudah seumur hidup ini. Jadi bisa dibilang saya sangat akrab dengan sakit asma itu sendiri, dan bisa dibilang...

Menulis Dengan Baik

Dari dulu tuh semenjak pertamakali saya belajar komputer dan mengenal internet waktu SMA sekitar tahun 2005. Saat itu saya suka sekali membaca blog, atau mungkin bisa disebut jatuh cinta. Dulu itu YouTube tidak seperti sekarang, belum banyak tutorial ini dan panduan itu, ada tapi belum beragam referensi. Kreator videonya juga kebanyakan dari luar negeri , jadi ya benar benar memang sedikit referensi. Jika pun saat itu ada kreator video dari Indonesia, kebanyakan dari kalangan penulis, seniman, dan jurnalis,, namun dengan internet yang semakin berkembang, penulis blog juga mulai bermunculan dari waktu ke waktu, semakin banyak. Apalagi sejak era Raditya Dika berhasil membukukan blognya, ada banyak juga orang yang ingin mengikuti jalannya, ya siapa yang tak ingin ceritanya yang ramai dibaca di blog bisa dibukukan juga saat itu. Kalau kata orang orang sih, hidup dari passion, berdaya dan menghasilkan dari hal-hal yang gemar dilakukan. Bahkan saking terinspirasinya saya pun ingin seperti...

Pelajaran Dari Anak Kucing Calico

Persis pada hari Minggu sepekan yang lalu, saya dan adik bungsu saya sedang joging sore atau mungkin lebih ke jalan kaki sore. Seperti biasa dalam langkah yang berpacu itu, kami melakukan pembicaraan yang lompat-lompat, kadang membahas ini, nanti membahas itu. Lalu setelah sekitar 500 meter berjalan, kami melewati jalan setapak yang kiri kanannya masih banyak semakin belukar,  Tak lama berjalan saya seperti mendengar suara anak kucing. Semakin kami berjalan maju, suara itu semakin jelas terdengar, di pertengahan jalan setapak itu, di pinggirannya  ada seekor anak kucing kecil belang tiga atau kalau istilah kerennya kucing Calico. Saya dan adik pun heran di jalan yang sepi dan cukup jauh dari pemukiman warga, bagaimana mungkin ada anak kucing kecil sendirian? Saya ambil kesimpulan kalau kucing ini dengan sengaja dibuang oleh orang tidak punya hati dan bodoh pula. Ditambah lagi di dekat anak kucing yang kami temukan, ada kertas bungkus nasi yang mungkin dijadikan alas makanan un...