Langsung ke konten utama

#10hbcgelisah01 : Pledoi Tulisan Hilang

Sumpah aku benar benar merasa naik pitam. Tadinya aku sudah menyelesaikan tulisan untuk aku setorkan dihari pertama ini pada event menulis 10 Hari Bercerita Gelisah dari @30haribercerita. Padahal, aku sudah bersusah payah memeras pikiranku dengan mulai menulis sejak pukul 18.00 tadi hingga 19.30 Wib malam ini.

Pasalnya, aku tanpa sadar menyalin materi kerjaan dan menimpanya ke semua tulisanku.
Aku baru menyadari, saat ingin mempostingnya ke instagram, dimana tulisan awalku terganti tulisan lain dan sudah tak mungkin lagi aku pakai. Rasanya aku ingin menulis ulang saja, tapi aku sudah benar-benar kehabisan energi karna kesal. Pikiranku juga sudah bercabang-cabang. Kurasa tak ada yang menandingi rasa kesal dari hal seperti itu saat ini. Jengel sekali.

Perasaan itu sama seperti, ketika kamu mengerjakan tugas atau skripsi (biar tensinya lebih tinggi) di komputer, tapi kamu belum sempat menyimpannya dan lalu listrik mati, atau komputer error, atau  hal-hal lainnya yang berpotensi menggagalkan rencanamu.

Rasanya sudah pasti tiada terduga ingin marah. Ingin mengumpat juga pastinya. Tapi pada siapa? Marah pada orang lain? Tak mungkin juga, sedangkan tak ada orang lain yang mengacaunya. Marah pada diri sendiri? Susah juga, kesalahan itu terjadi tanpa disadari. Semua diluar dugaan, karena tadinya tulisan itu sudah siap untuk aku segera aku posting.

Tapi ya sudah lah, apa mau dikata. Waktu juga tak bisa aku ulang. Setidaknya ini adalah tulisan pledoiku.

#10hbcgelisah #10hbcgelisah01

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Nanti

Dalam benakku, aku masih sangat memimpikan waktu di mana aku bisa pergi merantau lebih jauh lagi dari yang belum ada apa-apanya ini. Aku mendambakan berjuang menghidupi segala cita-cita dan impianku yang sudah aku rajut sejak lama dari masa ke masa. Namun sama seperti orang lain yang selalu saja memiliki masalah ketika ingin melangkah lebih jauh. Masalah itu adalah keresahanku yang muncul jika aku menciptakan jarak. Jarak itulah yang perlahan menggerogoti diriku dan berubah menjadi rasa takut. Dan lalu, hal yang paling aku takutkan ketika pergi jauh, tak lain adalah jika aku jatuh sakit. Aku akan sangat merindukan ibuku. Pasalnya, dulu aku sering sekali sakit, dan ketika seperti itu, sosok orang yang paling aku butuhkan mengurusi aku yang sedang terbaring sakit adalah ibuku. Selain itu juga sebaliknya, aku takut jika aku pergi jauh, aku akan rindu sekali padanya, terlebih lagi jika dia yang jatuh sakit. Seribukali memikirkan ini semua, seribukali juga keresahan serta keta

Selamat Datang di Mahligai Mimpi

Aku sedang merencanakan cara menggapai nyala tekad bak api abadi itu. Memilin satu per satu gundah gulana pengganggu sebagai bahan bakarnya. Mengubahnya jadi seribu satu alasan kenapa harus berdikari? Kita tidak sedang membicarakan hal-hal abstrak, apalagi sesuatu yang nihil.  Kalau kau bingung, dan masih dihantui resah gelisahmu, kau bebas berhenti.   Bukankah kau tidak terikat pada apapun sebenarnya saat ini. Bahkan pada norma yang selalu berusaha kau patuhi. Pun walau nyatanya kau hendak berpaling arah jalan untuk kesekian kalinya setiap menemui persimpangan, tentu saja tak ada yang salah dari itu. Bagaimanapun siasat, keputusan sepakatmu adalah sah dan benar dalam persepsimu. Aku percaya tak ada yang terlanjur basah. Setiap hal yang terjadi adalah tuntunan garis takdir. Semuanya memiliki riwayat yang beralasan. Meski mungkin dalam ketidaktahuan yang meraja. Camkan itu sebaik-baiknya, seingat-ingatnya. Kau cukup meyakini dengan penuh arti dan sa

Jodoh Pasti Bertemu

Selain masalah karir dan pencarian jati diri, perkara pasangan hidup, jodoh, ataupun menikah, adalah isu yang juga tak ketinggalan jadi sorotan utama bagi banyak orang dalam menjalani fase quarter life crisis pada rentang usia 25-30. Entah kenapa pada saat-saat itu, gejolak keresahan dan gundah gulana kehidupan begitu menggebu-gebu. Seolah segala gengsi dipertaruhkan jika hal-hal yang dianggap penting itu belum segera tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perkara pasangan hidup, jodoh, dan ataupun menikah sering sekali jadi sorotan utama selain perihal karir. Ini mungkin terjadi karena pada usia-usia seperti itu, memang usia dominan orang-orang menikah. Dari kondisi inilah yang membuat orang resah mengenai bagaimana nasib dirinya kedepan, dan bertanya-tanya akan banyak hal yang berpotensi membuat keresahan-keresahan lainnya bermunculan, mulai dari pertanyaan semacam "Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan bisa punya rumah?", "Kapan p