Langsung ke konten utama

Balada Si Penjaga Warnet


Jadi nocturnal ada untung ada ruginya!


untungnya, internetan ngebut, nonton streaming video anti-buffering, download enjoy gaspol, browsing klik-klik sepuas hati, ide atau apapun yang sedang dalam misi internetan ngalir deras, keyboard dan mouse saling adu suara.

ruginya, jatah waktu tidur jadi limited edition karena gak boleh nyambung tidur lama-lama sama bapak setelah sholat subuh, walau masih sering ngeyel dan sembunyi-sembunyi, sekitar mata menjadi lebam membesar, mengikuti pipi yang menggumpal karena pola makan kacau dan parah menggila, bahkan dibeberapa waktu berevolusi jadi omnivora, yang mana jadi pemakan segala tapi tidak termaksud kayu, batu, besi dan materi yang tak bersahabat dengan perut lainnya. selain itu kesehatan sedikit terancam kalo ini berlajut terus dalam jangka waktu yang lama, tapi ya bagaimana? ini demi kerja! ini juga jadi salah satu prioritas demi penantian ditanggal muda.

Ini adalah uneg-unegku dalam status yang aku share difacebook bebrapa waktu lalu, tentang sisi positif-negatif yang meliputi kehidupanku kini setelah aku dilantik menjadi operator warnet a.k.a penjaga warnet.


Lalu temanku yang kebetulan membaca ini memberikan celetukan didalam kolom komentar "balada penjaga warnet" hehe nah untuk itu judul tulisan ini aku kutip dari kometar temanku itu, Abrar dengan sedikit penambahan :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu

Saat benar-benar sadar aku bisa saja sedikit malu dengan yang aku peruntukkan padamu tapi jika benar-benar harus jujur aku ingin selalu tak sadar dengan yang aku rasakan agar bisa memberikan sumbangsihku padamu meski itu hal yang mungkin biasa, atau super-duper-biasa atau tak ada istmewanya sama sekali bagimu tak masalah bagiku,  yang penting aku melakukannya tulus untukmu.

Panjang Umur Hal-hal Baik

Beberapa waktu lalu, segenap kawan-kawan baik saya di @komunitasjarimenari baru saja merayakan 3 tahunan perkumpulan dengan nafas literasi ini dibentuk. Namun sayangnya saya tak sempat ikut berpartisipasi dan bersuka-ria bersama mereka dalam kegiatan malam keakraban di kawasan komplek pecandian Muaro Jambi tempo lalu, sebab mesti mengurusi soal kerjaan. Padahal waktu-waktu seperti inilah yang sesungguhnya baik sekali untuk kami bisa membaur bersama dalam keakraban, yang juga berguna dalam mengukuhkan mental kami semua dalam berkegiatan, yang mampu mengalirkan banyak ide dan gagasan cemerlang agar bisa berguna untuk program kerja kami kedepannya. Tapi memang waktu yang berlalu tak akan pernah bisa berulang dan penyesalan pun tiada berguna sebenarnya. Namun walaupun begitu, kedepannya saya berharap semoga tekad dan cita-cita kami dalam berbagi semangat literasi tidak luntur begitu saja meski kadang kala ada pasang surut yang membentang di antara kami. ...

Sosok Inspiratif dari Desa Suak Labu

Beberapa waktu lalu saya sempat mengunjungi seorang ibu guru sekaligus kepala sekolah yang baik hati, Diyan Mahyuni namanya. Sosok ibu inspiratif yang saya temui pertama kali ketika saya dan teman sekelompok saya melaksanakan agenda tahunan mahasiswa tingkat akhir ditempat saya belajar beberapa tahun lalu, di Desa Suak Labu. Yakni dimana kami menjalani serangkaian proses demi proses belajar, baik yang terprogram maupun tak terprogram dalam lingkup kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditugas kan oleh almamater tempat kami menimba ilmu saat itu. Dan saat saya dan beberapa teman sekelompok KKN dulu, dengan sengaja menyempatkan diri untuk bisa menghadiri undangan perhelatan acara perpisahan yang akan dilangsungkan didesa itu. Seketika ingatanku terlempar pada kenangan lalu dimana dulu di sana. Di desa itu pernah menjadi rumah kami belajar, bertemu dan menemukan kawan-kawan baik serta kerabat baru. Tanah dimana kami terkesan akan begitu banyak orang-orang hebat yang jarang, atau mungk...